REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Islam di Indonesia dipandang mampu mengubah pandangan negara-negara barat terhadap Islam. Upaya kerjasama pun telah dijalin oleh Muslim di Amerika Serikat dengan masyarakat muslim di Indonesia.
“Pandangan keislaman, yakni tawasuth-i'tidal, tasamuh, dan tawazun yang diperkenalkan Nahdlatul Ulama lebih cocok bagi masyarakat pluralis, seperti negara-negara Barat, salah satunya Amerika,” papar Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf, Sabtu (2/5).
Maka, dengan kekuatan tiga karakter tadi, Slamet melihat potensi Islam di Indonesia yang mampu mengubah pandangan negara Barat terhadap Islam yang mengarah pada islamofobia.
Slamet menjelaskan, PBNU mengaplikasikannya dengan menjalin agenda kerjasama untuk berbagi konsep Islam.
"Teori-teori keislaman NU akan diterjemahkan ke bahasa Inggris untuk diperkenalkan di sana,"ujarnya.
Kemudian, lanjut Slamet, masyarakat muslim AS dapat mengirim generasi mudanya untuk mengenyam pendidikan di universitas Islam di Indonesia. Sehingga, upaya itu diharapkan akan menumbuhkan pemahaman mengenail Islam di Indonesia.
"Islam Indonesia dapat diharapkan untuk membawa suasana damai dan jauh dari konflik ditengah masyarakat dunia yang plural,"kata Slamet.