Sabtu 02 May 2015 18:15 WIB

Warga Lereng Merapi Kembali Aksi Tolak Penambangan

Penambang pasir.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Sahlan Kurniawan
Penambang pasir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat lereng Merapi dari dua desa, masing-masing Purwobinangun dan Candibinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan aksi penolakan atas adanya penambangan pasir dengan menggunakan alat berat di kawasan Sungai Boyong, Sabtu (2/5).

Ratusan warga mengusung replika alat berat berupa "Patung Sangkala Bethoro Bego Siskolo" yang melambangkan kejahatan perusak lingkungan.  Replika yang terbuat dari bambu dan kertas tersebut kemudian dibakar di akhir aksinya.

Koordinator lapangan (korlap) Heri mengatakan, aksi di simpang tiga Jalan Turi-Pakem, Purwobinangun, Sleman ini dilakukan atas wujud penolakan aktivitas penambangan pasir di Sungai Boyong, yang alirannya melewati daerah mereka.

"Keluhan dan penolakan penambangan dengan alat berat ini, sudah kami utarakan sejak 2009. Namun, sampai saat ini aktivitas tersebut masih saja ada. Pejabat dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dirasa tidak mendengarkan aspirasi masyarakatnya," katanya.

Menurut dia, jika satu hingga dua hari ke depan, aktivitas penambangan tersebut masih tetap berlangsung, maka masyarakat setempat akan menarik dukungannya pada bupati serta pimpinan di Sleman, termasuk dukungannya terhadap perangkat desa setempat, terutama kepala desanya.

"Kalau sampai besok masih ada penambangan, kami sepakat untuk menarik dukungan dari bupati dan pemimpin di Sleman," katanya.

Replika alat berat jenis "bego" tersebut kemudian dibawa dari pertigaan tempat aksi ke Sungai Boyong. Selain itu juga dibawanya sejumlah spanduk yang berisikan kritik kepada Bupati Sleman serta perangkat desa setempat.

"Ogoh-ogoh ini mempresentasikan para pengusaha dan pemimpin yang merusak lingkungan dengan terus menambang Sungai Boyong," kata Heri.

Warga kemudian membakar ogoh-ogoh tersebut dan menancapkan spanduk protes yang mengelilinginya. Setelah itu mereka melakukan penanaman bibit pohon di sekitar sungai sebagai tanda keprihatinan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement