REPUBLIKA.CO.ID, KATMANDU -- Pihak birokrasi di bandar udara Katmandu menahan bantuan penting untuk warga Nepal, yang selamat dari gempa, pada Sabtu (2/5) saat jumlah korban tewas melebihi 6.600 jiwa.
Perwakilan PBB Jamie McGoldrick mengatakan bahwa pemerintah Nepal harus melonggarkan aturan bea cukai untuk menghindari lonjakan aliran bantuan sehingga dapat menyalurkannya dengan cepat.
Bantuan bahan dalam berbagai bentuk menumpuk di bandar udara Katmandu dan belum bisa disalurkan kepada korban, kata McGoldrick kepada Reuters. "Mereka seharusnya tidak menggunakan mekanisme bea cukai, yang berlaku pada masa tidak ada bencana," kata dia.
Nepal sendiri telah membebaskan kain terpal dan tenda dari pajak impor pada Jumat lalu. Namun demikian, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Laxmi Prasad Dhakal, mengatakan bahwa semua barang dari luar negeri harus diinspeksi terlebih dahulu.
Pada Jumat, Menteri Keuangan Ram Sharan Mahat, telah meminta donor internasional untuk mengirim tenda, terpal dan sejumlah pasokan makanan sambil menambahkan bahwa sejumlah barang yang telah diterima negaranya tidak bisa digunakan.
"Kami telah menerima sejumlah barang seperti ikan tuna dan saus mayonnaise. Apa gunanya barang ini? Kami butuh gandum, garam, dan gula," kata Mahat kepada sejumlah wartawan.
Pada Sabtu, pesawat militer milik Amerika Serikat dijadwalkan tiba di Kathmandu untuk membantu operasi distribusi bantuan. Salah satu tugas mereka adalah mengatasi menumpuknya barang-barang bantuan.
Brigadir Jenderal Paul Kennedy asal Amerika Serikat mengatakan bahwa enam pesawat militer, termasuk di antaranya dua helikopter, akan tiba dengan membawa 100 tentara dan sejumlah peralatan angkut.
Di sisi lain, pemerintah Nepal mengatakan bahwa upaya percepatan pengiriman bantuan di daerah terpencil terhambat oleh kurangnya jumlah truk dan pengemudinya.
"Kami mempunyai cadangan gandum dan makanan yang cukup, namun kami tidak dapat menyalurkan bantuan ini dengan cepat," kata manajer Nepal Food Corp, Shrimani Raj Khanal.
Menurut keterangan Khanal, helikopter dari pihak militer telah menjatuhkan bantuan dalam bentuk mie instan untuk warga di daerah terpencil, namun yang mereka butuhkan adalah beras dan bahan masakan lain.
Gorban gempa berkekuatan 7,8 SR di Nepal hingga kini telah merenggut 6.655 nyawa warga Nepal dan lebih dari 14.000 lainnya.
Sepekan setelah bencana, sebagian warga Nepal masih tidur di ruang terbuka karena khawatir akan gempa susulan. Tenda-tenda telah didirikan di sejumlah stadion olahraga di Kathmandu dan lapangan golf.
Menurut perhitungan PBB, 600.000 rumah rata dengan tanah akibat goncangan di negara berpenduduk 28 juta tersebut. Selain itu, setidaknya dua juga orang membutuhkan tenda, air bersih, makanan, dan obat-obatan selama tiga bulan mendatang.