REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Setelah lima tahun bekerja keras, badan agama terkemuka di Turki akhirnya mengumumkan hasil proyek penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Kurdi. Upaya ini mengikuti kesuksesan proyek-proyek serupa yang menerjemahkan Alquran ke dalam beberapa bahasa Eropa.
"Kami berusaha untuk menyampaikan pesan Islam yang rahmatan lil 'alamin dalam semua bahasa yang digunakan di bumi," kata Direktur Jenderal Publikasi Agama Departemen Agama Turki (Diyanet), Dr. Yuksel Salman kepada The Anadolu Agency pada hari Jumat, (1/5), seperti dilansir aljazeera.com, Sabtu (2/5).
Proyek ini merupakan yang terbaru dalam daftar panjang 1.150 karya yang telah diterbitkan oleh otoritas keagamaan sejak berdirinya pada tahun 1924. “Alquran terjemahan bahasa Kurdi ini akan kita cetak 10.000 eksemplar," katanya.
Upaya ini telah dipercepat sejak tahun 1990-an, dengan meluncurkan sejumlah proyek penerjemahan Alquran ke dalam beberapa bahasa yang berbeda, terutama Jerman, Inggris, Perancis, dan Rusia.
Kurdi merupakan salah satu bahasa di Iran dari rumpun Indo-Eropa. Bahasa Kurdi menjadi bahasa keempat yang paling banyak digunakan di Timur Tengah, setelah Arab, Persia, dan Turki. Direktur Jenderal menekankan bahwa terjemahan ini dilakukan oleh para ahli yang memiliki pengetahuan luas tentang Kurdi dan Arab.
Salman menambahkan, pihaknya akan menerbitkan terjemahan dalam lebih dari 15 bahasa, terutama bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Azerbaijan, Kazakhstan, Denmark, Albania, serta akan mengirim sebagian ke luar negeri.
Dia menambahkan bahwa minat untuk mengenal Islam dan Al-Qur'an telah melonjak setelah munculnya Islamophobia, terutama di Eropa. Publikasi Alquran dalam bahasa Denmark misalnya, menjadi best seller di negara tersebut. "Ada juga orang-orang dan wisatawan yang datang dari luar negeri ke Turki, terutama daerah pesisir. Mereka ingin belajar tentang Islam dan Al-Qur'an," katanya.