REPUBLIKA.CO.ID, DAR ES SALAAM -- Dana Suaka Alam Dunia (WWF) menyatakan Tanzania telah kehilangan sebanyak 80 persen hutan di Pegunungan Arc Timur.
"Perkiraan saat ini memperlihatkan sedikit lebih dari 500 ribu hektare hutan masih tersisa di Pegunungan Arc Timur," kata organisasi pelestarian alam tersebut di dalam laporan yang berjudul "WWF Living Forests Report 2015, Saving Forests at Risk", Ahad (3/5).
Koordinator Program Terestrial WWF bagi Gagasan Global Pantai Afrika Timur, Geoffrey Mwanjela mengatakan dampak dari kehilangan hutan semacam itu akan sangat besar. Pegunungan Arc Timur adalah tempat tinggal bagi sedikitnya 100 spesies burung, hewan mamalia, amfibi dan reptil. Banyak di antara hewan itu terancam punah.
"Sebagaimana dibeberkan oleh laporan tersebut, dengan hanya 500 ribu hektare hutan yang tersisa, tekanan dari pertanian, pengambilan kayu yang tak berlangsung lama dan kebakaran yang tak dapat dikendalikan akan terus menimbulkan tantangan bagi apa yang tersisa di Arc Timur," kata Mwanjela.
Direktur Pelaksana Dana Hibah Pegunungan Arc Timur (EAMCEF) Francis Sabuni mengatakan EAMCEF melaksanakan proyek lima tahun (2011-2016) yang diberi nama "Improving Conservation of the Eastern Arc Mountains Forets of Tanzania" dengan dana dari pemerintah Norwegia.
Ia menyatakan optimistis proyek itu akan membantu menghentikan pengambilan sumber daya gunung. Rancangan tersebut juga didukung oleh Pemerintah Tanzania dan mitra pembangunannya, termasuk Bank Dunia, Fasilitas Lingkungan Hidup Global dan Program Pembangunan PBB, kata Sabuni.
"Kebanyakan orang yang tinggal di sekitar daerah desa sangat bergantung atas kehidupan pertanian dan hutan sebagai sumber nafkah mereka. Makin banyak warga juga menambah tekanan pada alam," katanya.