REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengingatkan agar Golkar memikirkan nasib partai secara jangka panjang. Jika hanya terfokus kepada persiapan Pilkada Desember mendatang, partai akan kembali terjebak dalam konflik ketidakdewasaan memilih pemimpin.
“Kalau Golkar memikirkan nasib partai, mereka seharusnya berbenah diri. Kelangsungan hidup partai berarti nasib partai secara jangka panjang. Maka Golkar tidak boleh berpikir jangka pendek, dalam hal ini soal persiapan menuju Pilkada,” ujar dia, Senin (4/5).
Pilkada lebih banyak bersifat prosedural untuk menjembatani kepentingan politik beberapa pihak yang ingin berkuasa. Karena itu, dari segi hasil, Pilkada mendatang tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap Golkar.
“Ditambah konflik internal yang berkepanjangan dan diketahui secara luas oleh publik. Masyarakat diperkirakan tidak lagi peduli dengan partai ini,” tambah Indria. Ia kembali mengingatkan pentingnya pembenahan di tubuh Partai Golkar. Ia prihatin dengan kondisi Golkar yang saat ini seolah menjadi ‘bukan partai’, melainkan perusahaan.
Jika memikirkan kepentingan partai, sebenarnya semua konflik bisa diselesaikan secara internal dalam mahkamah partai, lewat cara-cara partai. Tak perlu sampai menuntut ke pengadilan. Itu hanya semakin menunjukkan bahwa ketidakdewasaan menetapkan pemimpin masih ada di Golkar, pungkas Indria.