Senin 04 May 2015 14:40 WIB

Harimau Sumatra Mati Membusuk dalam Jerat Babi

Rep: Umi N Fadilah/ Red: Erik Purnama Putra
Panti (9 tahun), harimau Sumatra dilepasliarkan di hutan kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Pesisir Barat, Lampung, Selasa (3/3).
Foto: Antara
Panti (9 tahun), harimau Sumatra dilepasliarkan di hutan kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Pesisir Barat, Lampung, Selasa (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Seekor harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dewasa ditemukan tewas membusuk dalam jerat babi milik warga. Bangkai harimau Sumatra ditemukan di sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di Nagari Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan.

"Ditemukan sudah dalam keadaan bau. Kami memperkirakan matinya sudah dua hari atau sekitar Kamis," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat Margo Utomo di Padang, Senin (4/5).

Dia menjelaskan, pada Sabtu (2/5) lalu, pihaknya mendapatkan informasi dari warga Palangai Gadang. Tim yang berjumlah tiga orang, ujar dia, langsung menuju lokasi untuk menindaklanjuti laporan warga.

Dikatakan Margo, tim dari BKSDA menemukan bangkai harimau tersebut tersangkut dalam jerat babi di kebun karet. Menurutnya, kondisi bangkai harimau dipenuhi luka di bagian kepala, leher hingga badan.

Margo mengatakan, bangkai langsung dibawa ke Padang untuk menghindari perburuan kulit dan taring harimau. Kemudian, lanjutnya, bangkai langsung dikuburkan disuatu tempat di Kota Padang.

Menurut dia, lokasi kematian harimau itu, memang habitat asli yang telah disulap menjadi kebun karet. Margo menambahkan, bangkai harimau mempunyai panjang 180 cm serta diperkirakan berusia 10 tahun.

"Kebun karet berada di pinggir kawasan TNKS. Dan berjarak dua sampai tiga kilometer dari pemukiman atau kampung," ujarnya menambahkan. Pascakejadian itu, kata Margo, BKSDA bersama-sama TNKS akan membuat tim investigasi terkait kematian harimau tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement