REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Langit mendung tengah memayungi sepak bola Indonesia. Pembekuan kepengurusan PSSI oleh Kemenpora dibalas penghentian Indonesian Super League (ISL) yang kini bernama QNB League maupun kasta liga di bawahnya.
Di luar perdebatan pro-kontra sengit yang membelah publik tanah air, para pesepak bola Indonesia tengah berusah hati memikirkan keberlangsungan hidup mereka dan keluarga. Pemain muda Indonesia yang berkarir di Persebaya Surabaya evan Dimas, salah satu yang mengeluhkan kondisi krisis yang dihadapi liga Indonesia ini.
Curhat Evan diceritakan rekan satu klubnya, Siswanto. “Teman-teman di klub tentu menyesalkan kondisi ini, termasuk Evan Dimas. Dia bilang, ‘aku mau ngasih makan apa keluargaku, hidupku dari bola’,” kata Siswanto menirukan perkataan Evan Dimas ketika dihubungi Republika, Senin (5/5).
Siswanto berpendapat, penutupan liga akan berdampak pada perkembangan sepak bola Indonesia, termasuk bagi para pemain muda berbakat seperti Evan. “Mereka aset bangsa yang seharusnya dimajukan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan,” ujar pemain sayap kawakan itu.
Mantan pemain Persekabpas Pasuruan, Persib Bandung dan Gresik United ini berharap, kompetisi bisa dilanjutkan kembali sesuai jadwal. Ia menyarankan, PSSI dan pemerintah duduk bersama dan tidak saling menjatuhkan, demi kemajuan sepak bola Indonesia.
“Sayang kalau tim nasional tidak bisa lagi berlaga karena mendapat sanksi FIFA. Sayang kalau negara besar seperti Indonesia tidak memiliki timnas yang mewakili. Sepak bola ini kan hiburan rakyat. Semua pasti menjerit,” kata Siswanto.
Menurut Siswanto, ia dan rekan-rekan nya di Persebaya kini masih menunggu kejelasan nasib dari pihak manajemen. “Tanggal 7 (April) nanti kita dipanggil kumpul sama manajemen,” ujarnya.