REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Biaya operasional masjid, terutama dalam memenuhi kebutuhan air untuk berwudhu harus diperhitungkan agar lebih berhemat.
Maka, muncullah wacana agar masjid menerapkan sistem sensor pada keran.
"Jika jauh dari tangan, sensor keran akan mati dengan sendirinya,"ungkap Ketua PP Muhammdiyah Yunahar Ilyas, saat dihubungi Republika, Senin (4/5).
Yunahar mencontohkan, alat keran air di bandara telah menggunakan sensor. Alat itu, kata dia, dimaksudkan agar tidak berlebihan menggunakan air.
Sehubungan dengan pengelolaan air, Yunahar menghimbau agar umat Islam pintar dalam menggunakannya.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majlis Ulama Indonesia (MUI) Hayyu Prabowo mengatakan, peran air bagi umat Islam sangat penting.
Ia menyebut saat ini MUI tengah memikirkan bagaimana air yang digunakan berwudhu dapat didaur ulang.