REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Suporter fanatik Persija Jakarta, Jakmania melakukan "long march" dari Lapangan IRTI Monas menuju Istana Negara, Selasa, untuk menyampaikan apresiasi terkait pembekuan PSSI dan penghentian kompetisi Liga Indonesia.
Berdasarkan pantauan sejak pukul 10.00 WIB, Jakmania telah berkumpul di Lapangan Parkir IRTI Monas. Lautan jingga (orange) yang merupakan warna ciri khas tim Ibu Kota tersebut, tampak terlihat di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara. Mereka juga meneriakan yel-yel, membentangkan bendera dan spanduk.
Sebelumnya pada Sabtu (2/5), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memutuskan menghentikan seluruh kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 setelah PSSI menyatakan keadaan Force Majuere.
"Menurut regulasi kompetisi, maka dianggap seluruh kompetisi ISL 2015 tidak ada atau selesai tapi tidak tuntas," kata Pucuk Pimpinan Manajemen PT Liga Indonesia setelah rapat dengan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI di Jakarta.
Menurut Joko, keputusan tersebut akan ditindaklanjuti kepada seluruh klub dalam rapat direksi PT Liga Indonesia. "Karena akan memiliki dampak terhadap hubungan liga dengan klub, liga dengan 'partner', dan klub dengan pemain," ucapnya.
Selain itu, PSSI menyatakan keadaan "Force Majuere" sehingga menyebabkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama 2015 dihentikan. "Ada satu kekuatan yang luar biasa melakukan intervensi terhadap PSSI yang mengakibatkan suasana menjadi gaduh sampai sekarang," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan di kantor PSSI, Sabtu.
Menurut Hinca, pihaknya telah berusaha secara maksimal dengan prinsip-prinsip mengormati dan terbuka terhadap pihak Kemenpora dengan cara mengajak berdialog untuk menjelaskan duduk persoalan apa adanya, tetapi belum mendapat tempat yang seharusnya.
Ia mengatakan keadaan "Force Majuere" terjadi setelah 17 April ketika keluar SK Menpora yang tidak mengakui PSSI kemudian dilanjutkan dengan surat Menpora kepada Polri pada 20 April yang meminta agar kepolisian tidak memberikan izin penyelenggaraan sepak bola di Indonesia.
"Maka, Komite Eksekutif PSSI memastikan keadaan "Force Majuere" telah terjadi di luar kehendak PSSI bahkan diluar kehendak Undang-Undang," ujarnya.