REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal mengatakan pencarian terhadap tiga pendaki Indonesia yang terjebak di gunung Himalaya, Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwa terus dilakukan.
Tim pencarian merupakan gabungan dari tim kecil dari TNI AU bersama tim Kemenlu, operator pendakian Himalaya Experience, BNPB dan wakil Taruna Hiking Club (THC).
"Hari ini tim mendatangi Vihara Phuntsok Choeling di Swoyambu untuk menggali informasi terkait keberadaan WNI dari sekitar 120 pengungsi yang merupakan penduduk asli Langtang yang mengungsi di Vihara tersebut," Jelas Iqbal kepada wartawan, Selasa (5/5).
Dari informasi yang didapatkan, sebagian besar dari pengungsi Langtang mengkhawatirkan bahwa tidak ada yang selamat dari Everest Guest House, bahkan termasuk pemiliknya, melihat kondisi Everest Guest House yang terpendam longsoran.
Selain itu, tim akan kembali mendatangi TU Hospital karena malam tadi telah datang 120 jenazah baru dari Langtang. Saat ini, TU Hospital juga telah memasang foto-foto hasil identifikasi sehingga memudahkan untuk mengenali jenazah tanpa harus memeriksa langsung jenazah.
Adapun Tiga WNI pendaki Himalaya dipastikan berada di Guest House Gunung Himalaya, akan tetapi belum dapat dikontak dan ditemukan hingga saat ini, meskipun telah dilakukan pencarian menggunakan helikopter.
Kadek Andana, 27 tahun, dan Alma Parahita, 32 tahun, dan Jeroen Hehuwat, 39 tahun, adalah tiga warga Bandung yang diduga hilang di Nepal. Kadek dan Alma merupakan pasangan suami istri yang baru menikah pada Maret 2015 lalu. Mereka berdua memang sudah lama tergabung di THC sejak 2007, dan kerap naik gunung bersama.
Setelah empat tahun berpacaran, mereka memutuskan untuk menikah. Sedangkan Jeroen, saat ini bekerja sebagai engineer di perusahaan swasta di Jakarta. Alumni Institut Teknologi Bandung angkatan 1993 ini bergabung dengan THC sejak tahun 1989.