REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kasubdit Kemanan Negara (Kemnag) Polda Metro Jaya, AKBP Fadli Widianto menjelaskan, setidaknya ada beberapa komponen yang membedakan lukisan replika dengan lukisan asli gorengan tangan Affandi.
Lukisan asli berjudul 'Self Portrait and His Pipe' memiliki komposisi kanvas dan cat minyak yang lebih berkualitas, ketimbang lukisan replika yang dibuat Rian, salah satu pelukis di Jakarta. Dari segi kanvas saja, Fadli mengatakan hal tersebut berbeda sekali.
Affandi selalu melukis di atas kanvas buatannya sendiri yang berbahan serat asli. Untuk bentuk dan komposisi cat minyak yang digunakan juga berbeda. Fadli menjelaskan, menurut penuturan ahli lukis yang juga cucu Affandi, campuran cat minyak yang dipakai kakeknya dalam membuat lukisan tersebut, merupakan campuran khusus dan memakai warna alami. Warna alami itu diambil Affandi dari bahan alami seperti tumbuhan atau bunga.
Maka, salah satu ciri kental dari lukisan asli dengan lukisan replika adalah pada bagian kening wajah Affandi terdapat warna merah yang berwarna lebih terang. Lukisan berbentuk wajah Affandi dengan gaya abstrak tersebut penuh dengan guratan dan gaya lukis yang tidak bisa disamakan dengan pelukis lain.
"Kalau lukisan replika, kanvasnya saja sudah berbeda, tarikan tangan pada lukisan juga berbeda, juga komposisi warna. Lukisan replika minim komposisi," ujar Fadli saat ditemui ROL di Kantor Reskrim, Selasa (5/5).
Lukisan bernilai miliyaran rupiah ini memang sarat akan nilai estetika. Sebab, sang pemilik utama lukisan ini, Prof Widjojo Nitisastro pun memesan langsung lukisan ini ke Affandi pada 1975. Widjojo memesan lukisan ini bahkan saat Affandi masih menggambar sketsa wajah. Lukisan sebesar 99 x 128 sentimeter ini dibuat Affandi selama kurun waktu dua bulan.