REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Masalah konsumsi air perlu menjadi perhatian umat Islam. Masjid merupakan satu titik dimana umat Islam dapat mulai mengaplikasikan kampanye hemat air.
Saat ini, tidak semua masjid mampu memanfaatkan konsumsi air secara bijaksana. Namun, upaya mengarah kampanye hemat air sudah dilakukan.
Masjid Az-Zikra, Sentul, Jawa Barat misalnya, sudah memulai hal itu. Salah satunya mendaur ulang bebas air wudhu. Namun, pengelolaan itu bukan berasal dari air wudhu melaikan menampung air hujan.
Bebicara soal penghematan dan pengelolaan air, Ketua Yayasan Az-Zikra, Khotib Kholi mengungkapkan
Masjid Az-Zikra hanya menampung air hujan yang disatukan dengan air sumur. Sebab, jika mengandalkan sumber air yang ada di lokasi tersebut tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan jamaah.
Meski demikian, Khotib menyebut ke depan air bekas wudhu akan ditampung untuk kemudian disalurkan untuk menyiram tanaman. Khotib kembali menjelaskan saat ini air yang dimanfaatkan akan ditampung kemudian disalurkan ke 10 toren yang ada.
"Yang jelas kita belum memperkunakan daur wulang wudhu," kata dia, Selasa (5/5).
Juru bicara Masjid Az-Zikra bidang dakwah, Ustaz Ahmad Syuhada Masjid Az-Zikra telah memiliki sistem daur ulang air wudhu. Namun upaya tersebut belum digunakan. Menurutnya hal itu masih dalam kajian sebab air bekas wudhu dinilai musta'mal sehingga tidak dapat digunakan.
Air yang digunakan dalam berwudhu selain bersih juga hafus hegienis. menurutnya, selain berwudhu Islam mengenal konsep bertayamum yakni menyucikan diri menggunakan media debu saat hendak shalat.
Ahmad mengatakan, ia tidak bisa memastikan boleh tidaknya konsep daur ulang. Hanya saja menurut Mazab Syafi'ah air bekas wudhu tidak bisa digunakan kembali dan bersifat musta'mal.