Rabu 06 May 2015 07:54 WIB

MEA Ditaksir Katrol Pertumbuhan Industri Kertas 5 Persen per Tahun

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Petugas memeriksa mesin dalam pameran industri kertas Asia Paper Jakarta 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/4). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa mesin dalam pameran industri kertas Asia Paper Jakarta 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang sudah di pelupuk mata ingin dijadikan peluang oleh pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia untuk meraih pasar lebih besar di kawasan Asia. Para pelaku usaha bidang tersebut lebih percaya diri, terlebih pemerintah telah menetapkan pulp dan kertas sebagai salah satu industri andalan.

"Mengantisipasi naiknya permintaan ekspor kertas dan pulp tersebut, perlu diperkuat jejaring regional dengan negara lain yang memiliki industri sejenis," kata Presiden Direktur PT Riau Andalan Kertas (RAK) dari APRIL Group Kusnan Rahmin sebagaimana rilis yang diterima Republika pada Selasa (5/5). Jejaring dengan importir pun tak boleh sampai terlewatkan.

Jika itu semua bisa diantisipasi, lanjut dia, industri  pulp dan kertas Indonesia mampu bertumbuh di atas 5 persen setiap tahunnya. Dikatakannya, produk kertas Indonesia seperti PaperOne telah diekspor ke 75 negara dengan fokus pasar ke Asia, Pasifik, Australia dan Tiongkok.  Tahun ini, PaperOne menargetkan ekspor ke 85 negara termasuk memperkuat pasar ekspor ke Uni Eropa.   

“PaperOne telah menjadi pionir teknologi Nano," kayanya sumringah. Dijelaskannya, teknologi tersebut mampu menjaga tinta di permukaan kertas, sehingga menghasilkan produk cetakan dengan tampilan berbagai warna yang lebih jelas.