REPUBLIKA.CO.ID,Museum Bayt Alquran yang terletak di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur menyimpan berbagai koleksi mushaf dari seantero penjuru Nusantara. Sejumlah mushaf menarik yang tersimpan di museum ini, antara lain:
Mushaf Istiqlal
Mushaf ini mulai ditulis pada 15 Oktober 1991. Penulisan huruf ba pada kata basmalah yang mengawali surat Al Fatihah dilakukan oleh mantan Presiden Soeharto, sebagai tanda dimulainya penulisan mushaf ini. Momen ini sekaligus membuka Festival Istiqlal I tahun 1991.
Mushaf ini selesai ditulis pada tahun 1995, bertepatan dengan pembukaan Festival Istiqlal II. Proses pembuatan mushaf ini melibatkan ahli khusus yang terdiri dari para seniman, ahli kaligrafi, ulama Alquran, dan budayawan.
Sumber desain iluminasi pada mushaf ini berasal dari dua jenis. Pertama, bentuk floramorfis (tumbuh-tumbuhan dan bunga) yang diabstraksi sebagai visualisasi simbolis atas makna surat Ibrahim ayat 24-25.
Kedua, khazanah ragam hias nusantara dari Sabang sampai Merauke yang terdapat pada arsitektur rumah adat, tekstil, batik, perabot rumah tangga, perhiasan, dan sebagainya.
Mushaf ini merupakan ekspresi tradisi seni Islam sekaligus gambaran umat Islam Indonesia yang menyatu dalam kemajemukan suku bangsa.
Mushaf Wonosobo
Mushaf Wonosobo merupakan salah satu mushaf terbesar di Nusantara, ditulis oleh dua orang santri Pondok Pesantren Al Asy'ariyah Kalibeber Wonosobo, Jawa Tengah bernama Abdul Malik dan Hayatuddin. Mushaf ini ditulis selama 14 bulan, dari tanggal 16 Oktober 1991 hingga 7 Desember 1992.
Mushaf ini berukuran 145 x 195 cm dan ukuran teks 80 x 130 cm, ditulis dengan khat naskhi dan iluminasi yang sederhana.
Mushaf Pusaka
Satu lagi mushaf bersejarah bagi bangsa Indonesia adalah mushaf pusaka. Mushaf ini ditulis atas prakarsa presiden pertama RI, Soekarno, sekaligus merupakan mushaf resmi yang ditulis pertama kali setelah kemerdekaan RI.
Penulisan dilakukan oleh Prof. H. Salim Fachry, guru besar UIN Jakarta, pada tahun 1948 sampai 1950. Alquran ini berukuran kertas 75x100 cm ditulis dengan khat naskhi. Mushaf ini dianggap sebagai hadiah dari umat Islam atas kemerdekaan Indonesia.
Selain ketiga mushaf di atas, Museum Bayt Alquran juga menyimpan sejumlah mushaf bersejarah lainnya. Misalnya, mushaf Alquran standar Braille, manuskrip kuno Alquran dari berbagai daerah, mushaf terjemahan dari manca negara, dan sebagainya.
Jika Anda berkesempatan mengunjungi TMII, lokasi museum ini langsung terlihat dari loket pintu masuk. Anda bisa menyaksikan khazanah mushaf-mushaf bersejarah yang luar biasa kaya dari seluruh penjuru Nusantara.