Rabu 06 May 2015 14:32 WIB

Amir Syamsudin: Demokrat akan Bantu Jero Wacik

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Angga Indrawan
 Mantan Menkumham Amir Syamsudin (kiri) bersama Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly sebelum acara serah terima jabatan di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Senin (27/10). (Republika/Wihdan)
Mantan Menkumham Amir Syamsudin (kiri) bersama Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly sebelum acara serah terima jabatan di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Senin (27/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP partai Demokrat akan membantu proses hukum terhadap mantan Menteri ESDM Jero Wacik. Ketua Dewan Kehormatan partai Demokrat, Amir Syamsudin mempertanyakan alasan objektif penahan terhadap kader partainya itu.

Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia menilai tak mendesak untuk dilakukan penahanan. "Beliau (Jero) itu selama ini kooperatif (kalau dipanggil untuk pemeriksaan). Tidak mungkin ada usaha-usaha penghilangan alat bukti," kata Amir, saat dihubungi, Rabu (6/5).

Amir pun mengatakan, permintaan Jero agar mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga imam politiknya di partai untuk memberikan bantuan, akan dilakukan. Dikatakan Amir, setiap partai punya badan hukum internal. Salah satu tugasnya untuk perbantuan dan pendampingan.

Diungkapkan Amir, selama ini pun DPP memberikan bantuan dan pendampingan untuk kasus Jero. Akan tetapi, bantuan yang dimaksud, adalah perbantuan hukum, bukan politis. Menurut Amir, permintaan bantuan dari Jero tersebut adalah wajar.

KPK menahan Jero pada Selasa (5/5). Penahanan dilakukan setelah penyidik menetapkan Jero sebagai tersangka korupsi sejak 2013/2014. KPK bahkan menetapkan Jero sebagai tersangka untuk dua kasus korupsi.

Kasus pertama dijeratkan untuk Jero terkait pemerasan yang dilakukan Kementerian ESDM terhadap sejumlah rekanan kerja kementerian tersebut. Kasus kedua terkait korupsi dugaan memperkaya diri sendiri, ketika Jero menjadi menteri pariwisata. KPK menaksir, aksi Jero merugikan keuangan negara senilai lebih dari Rp 16,9 miliar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement