Rabu 06 May 2015 15:36 WIB

Target Kredit Pegadaian Bandung Rp 9 T

Rep: sandy ferdiana/ Red: Agus Yulianto
Petugas menunjukkan emas batangan di kantor Pegadaian, Jakarta, Rabu (25/2). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas menunjukkan emas batangan di kantor Pegadaian, Jakarta, Rabu (25/2). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pimpinan Wilayah (Pinwil) Pegadaian Area Bandung menargetkan penyaluran pinjaman (kredit) 2015, hingga Rp 9 triliun. Hingga kini, Pinwil Pegadaian yang membawahi sebagian area di Jabar ini, baru menyalurkan sekitar Rp 7,3 triliun.

Deputi Pinwil Bidang Bisnis Area Bandung I Muhammad Nurkasan mengaku, optimistis bisa memenuhi target tersebut hingga akhir tahun ini. Menurut dia, dari Rp 7,3 triliun dana yang disalurkan ke nasabah, Rp 2 triliun di antaranya masih berupa outstanding.

Kata dia, kelebihan Pegadaian yaitu tingkat ketersediaan layanan yang relatif terjangkau nasabah. Saat ini, Pinwil Pegadaian Area Bandung memiliki 320 outlet yang tersebar di 20 kabupaten/kota di Jabar. Khusus Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kota Depok, ujar Nurkasan, merupakan kabupaten/kota di Jabar yang berada di bawah area bisnis Pinwil Jakarta.

‘’Jaringan outlet kita memang disebar agar mudah dijangkau oleh masyarakat,” ujar Nurkasan didampingi Deputi Pinwil Bandung Bidang Administrasi Sigit Agung Wibawa dan Humas Pinwil Irmansyah Dahlil di kantornya, Rabu (6/5).

Nurkasan memaparkan, hampir 90 persen dana pinjaman yang disalurkan itu beragunkan emas. Sementara sisanya, berupa benda bergerak. Menurut dia, sekitar lima tahun ini, kebanyakan nasabah mulai menggunakan emas sebagai agunan. “Oleh karena itu, gudang milik Pegadaian pun tidak lagi dipenuhi oleh agunan,” ujar dia.

Humas Pinwil Pegadaian Area Bandung I Irmansyah Dahlil mengaku, agresifitas Pegadaian dalam menyalurkan pinjaman ditopang oleh prosedurnya yang mudah. Calon nasabah hanya tinggal membawa agunan, maka uang bisa langsung cair. “Itulah kelebihan kita (Pegadaian),” ujar dia.

Sekalipun penyaluran pinjaman di Pegadaian relatif lebih mudah, kata Irmansyah, bukan berarti mengabaikan faktor kehati-hatian. Menurut dia, non performing loan (NPL) Pinwil Area Bandung I hanya 1 persen.

Dia menyatakan, Pegadaian pun sama-sama diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyalurkan pinjaman. Untuk itu, kata Irmansyah, Pegadaian tidak mungkin menelantarkan aktor kehati-hatian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement