Rabu 06 May 2015 16:55 WIB

Militer Pakistan Tuduh Intelijen India Dukung Militan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
  Tentara Pakistan saat latihan militer bersama dengan pasukan Arab Saudi di Shamrakh, Arab Saudi, Senin (30/3).
Foto: AP/SPA
Tentara Pakistan saat latihan militer bersama dengan pasukan Arab Saudi di Shamrakh, Arab Saudi, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Militer Pakistan menuduh badan intelijen utama India mendorong berkembangnya terorisme di Pakistan. Ini merupakan kritik publik yang langka dilakukan Pakistan sebab dapat memicu ketegangan kedua negara.

Tuduhan muncul setelah digelarnya pertemuan para petinggi militer di markas militer kota Rawalpindi, pada Selasa (5/5). Menurut The Hindu.com, pertemuan yang dipimpin Kepala Angkatan Darat Jenderal Raheel Sharif sedianya digelar untuk meninjau serangan terhadap militan di barat laut serta membahas masalah keamanan lainnya.

"Konferensi ini juga melihat secara serius keterlibatan RAW dalam mendorong terorisme di Pakistan," kata militer dalam sebuah pernyataan.

RAW mengacu pada salah satu sayap badan intelijen India, Sayap Penelitian dan Analisis. Pakistan percaya India mendukung separatis di Baluchistan. Mereka juga melihat India ikut memprovokasi perselisihan di Karachi.

Seorang pejabat Pakistan yang mengetahui pertemuan para petinggi militer mengatakan, mereka telah membahas keterlibatan India dalam pemberontakan Baluchistan. Petinggi militer Pakistan menurutnya, dengan suara bulat sepakat India telah mendukung musuh-musuh Pakistan.

Ia menambahkan, mereka memiliki bukti dokumenter terkait tuduhan tersebut. Dalam waktu dekat para petinggi militer Pakistan akan membeberkannya ke hadapan publik.

Pernyataan terkait keterlibatan RAW muncul beberapa hari setelah penangkapan dua pekerja Gerakan Muttahida Qaumi (MQM) di Karachi. Mereka diduga menghasut kekerasan atas perintah RAW.

sumber : reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement