Rabu 06 May 2015 17:09 WIB

'Kita Punya Presiden yang Ditakuti Polisi Nggak?'

Rep: c91/ Red: Esthi Maharani
 Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada, A. Tony Prasentiantono mengungkapkan, kasus antara KPK dan Polri beberapa waktu lalu mempengaruhi perekonomian Indonesia. Menurutnya kasus tersebut membuat masyarakat ragu dengan kemampuan Presiden Jokowi untuk menyelesaikan masalah hukum.

"Dari situ terlihat kita punya presiden yang ditakuti polisi nggak? Kalau jawabannya nggak, ya runtuhlah," tuturnya dalam Talkshow 'Indonesia and Global Economic Outlook' di Jakarta, Rabu, (6/5).

Ia menyakini persoalan hukum ikut memberikan andil besar dalam pelemahan rupiah hingga saat ini. Apalagi kasus KPK dan Polri tak benar-benar selesai.

Dicontohkannya, investor lambat laun mulai ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena mereka melihat pemerintahan tak terlalu kuat. Mereka, lanjutnya, juga melihat seberapa besar kekuatan Presiden Jokowi sebagai pemimpin.

"Akhirnya investor pun ragu dan 'wait and see' uangnya pun menumpuk di bank jadi kelebihan likuiditas," jelasnya.

Kendati Presiden mempunyai banyak masalah non teknis, namun Tony menghimbau agar masyarakat terus mendukung pemerintah. Ia menyakini Indonesia bisa lebih maju jika dipimpin dan diurus dengan baik serta didukung oleh publik.

"Sebenarnya pertumbuhan 4,7 persen nggak jelek-jelek amat, target 5 persen tahun ini masih bisa tercapai. Tetap dukung pemerintahan kita," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement