REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah resmi diberhentikan dari Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro mengaku ingin fokus mengurusi bisnisnya yang sempat tidak terurus selama kepemimpinannya di RNI. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberhentikan Ismed pada Selasa (5/5), kemarin,
"Saya harus mengurusi Masjid Sunda Kelapa di Menteng, juga ingin membesarkan pesantren Hafidz Quran di Bandung," katanya kepada Republika, Rabu (6/5).
Saat ini, kata Ismed, jumlah santri yang ada di pondok pesantren Hafidz Quran miliknya di Bandung masih terhitung sedikit, yakni hanya 15 santri. Ke depannya, ia ingin meningkatkan jumlah santrinya menjadi 150 orang. Rencana mulia lainnya yang juga ingin dilakukan ialah membangun sebuah pondok pesantren di kawasan Lembang, Jawa Barat.
Selain itu, ia juga ingin mengembangkan sejumlah perusahaan propertinya yang ada di Lombok, Bali, dan Bandung. Ismed mengungkapkan juga keinginannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan trading miliknya. "Saya juga ingin mengurusi perkebunan sawit saya di Riau, yang tidak saya urus dengan baik," katanya.