Rabu 06 May 2015 22:36 WIB

Investigasi Kematian Arafat Dianggap Tuntas

Rep: c36/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga Palestina menghadiri pemakaman Arafat Jaradat di Saeer, Kota Tepi Barat, Hebron, Senin (25/2).
Foto: AP/Nasser Shiyoukhi
Warga Palestina menghadiri pemakaman Arafat Jaradat di Saeer, Kota Tepi Barat, Hebron, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, NANTERE – Para hakim Perancis telah menyelesaikan penyelidikan kematian Presiden Palestina, Yasser Arafat, Selasa (5/5). Penyelidikan selesai setelah hakim memeriksa kembali bukti-bukti kematian Arafat yang terkumpul di kantor kejaksaan di Nantere.

"Para hakim telah menutup berkas mereka dan segera mengirimkan kepada jaksa pada 30 April,” tutur sebuah sumber, seperti dilansir dari middleeastmonitor. Sumber tersebut mengatakan jaksa diberi tenggat waktu sekitar tiga bulan untuk mengeluarkan keputusan apakah akan membatalkan kasus atau meneruskannya ke pengadilan.

Awal tahun ini, para ahli yang ditugaskan oleh pengadilan Perancis mengesampingkan dugaan  bahwa Arafat meninggal akibat racun polonium. Tiga hakim Nanterre ditugaskan untuk menyelidiki kematian Arafat pada Agustus 2012. Penyelidikan dilakukan setelah ada keluhan oleh janda mendiang Arafat, Suha Arafat, yang menemukan residu polonium di barang-barang pribadi milik suaminya.

Makam terbuka Arafat di Ramallah memungkinkan tiga tim penyidik ​​Prancis, Swiss dan Rusia untuk mengumpulkan sekitar 60 sampel. Kasus ini dibuka setelah ditemukan kandungan tinggi polonium radioaktif 201 di tubuh Arafat.

Pada 2013, tim penyelidik dari Perancis dan Rusia mengesampingkan kemungkinan Arafat meninggal akibat diracun. Namun, tim Swiss menduga pemimpin Palestina tersebut diracuni.

Sebelumnya, kejaksaan Nanterre pernah mengatakan kepada Kantor Berita Perancis, AFP, bahwa mereka menolak permintaan Suha Arafat untuk melakukan tes baru. Namun,  hakim tetap memutuskan meminta tes tambahan dari para ahli.

Seperti diketahui,  Arafat meninggal pada  11 November 2004, di rumah sakit Percy de Clamart dekat Paris. Banyak warga Palestina menuduh Israel meracuni Arafat. Israel diduga bekerja sama dengan orang-orang yang dekat dengan pemimpin PLO tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement