REPUBLIKA.CO.ID,
Betapa Indah Cara Allah Mencintaimu
Sungguh indah cara Allah mencintaimu
Ia menghadirkanmu ke dunia lewat rahim seorang ibu yang bersahaja, dan kekal dengan tawakkal
Ibu yang menjadikan anak sebagai sahabat, guru, dan matahari
Ibu yang sanggup hadirkan sosok dan petuah ayah yang tiada lewat cerita
Betapa indah cara Allah mencintaimu
Ia beri sifat jenaka yag menjadikanmu sang penghibur dalam segala musim dan cuaca
Maka tawa yang kau cipta membuat hidup sekitar lebih bermakna
Allah mencintaimu
Ia beri ketinggian nalar dalam mencerna
Kau pun masuk ke dalam buku-buku tanpa pretensi dan selalu kembali sebagai orang yang mengerti dan memberi pengertian
Begitu indah cara Allah mencintaimu
Ia anugerahkan ketenaran nan memancar
Agar berlimpah rizkimu
Agar tiap orang mengenal sosokmu hingga ke jari-jari mereka
Lalu tiba saat yang tak akan pernah kau lupakan itu
Ketika Allah memberikan sakit yang mengiris-iris, perih dan nyaris membuatmu tak berdaya : multiple sclerosis
Mengapa?
Mengapa saya?
Mengapa tidak?
Pertanyaan-pertanyaan yang kau jawab sendiri
Di dalam kamar putih lengang pasi
Mungkinkah dalam sakit ada sesuatu yang lebih berharga dari yang pernah dikira manusia?
Begitulah. Kau sakit namun dalam sakitmu yang divonis langka, parah dan menahun
Kau menjelma orang yang membaca lebih banyak
Kau mengamati lebih detail, merasakan lebih dalam bersabar tanpa lagi kenal tepi meski kau hanya bisa terbaring
Namun begitulah cara Allah mencintaimu
Dalam sakit Ia bahkan menjadikanmu lebih banyak jalin silaturahim
Orang berbondong-bondong mengunjungimu untuk berbagai alasan
Mereka ingin menghibur namun mereka yang kau hibur
Mereka ingin menyemangati, namun mereka yang tersemangati
Mereka ingin memberi informasi tentang dokter, tabib, dan obat bagi penyakitmu tapi kau menjelma penyembuh paling mujarab bagi jiwa-jiwa yang lalai, luka, dan hampa syukur
Bahkan di antara berbagai suntikan, luka-luka nganga, darah, dan nanah kau masih sempat berpikit tentang keadaan sekitar, tentang bagaimana memberdayakan masyarakat negeri ini dan mencari cara menghapus lara mereka
Allah telah memberimu daya yang membuat kamu terperangah
Maka percik-percik cahaya kisahmu pun menjelma inspirasi tanpa batas
Begitulah cara Allah mencintaimu
Dengan menguji dan mengasahmu hingga kilau sampai tiba masa berjumpa kelak tapi yang pasti, seperti katamu
"Sebelum ajal pantang mati!"
Maka duhai,
Betapa indah cara Allah mencintaimu
Dia karuniakan empat Mohammad sebagai cahaya mata dan sukma
Dan untuk menjagamu selamanya
Ia tak kirimkan pendamping dari kalangan biasa tetapi seorang bidadari yang dalam dirinya berpadu ketulusan Maryam, serta cinta dan kecerdasan Aisyah
Bidadari yang tertidur setelah yakin kau lelap dan bangun sebelum kau terjaga diselimutinya kau dengan doa-doa yang tak henti getarkan langit
Begitu indah cara Allah mencintaimu
Begitu indah... sampai di airmataku
(Helvy Tiana Rosa, Perjalanan Rawamangun - Depok, 26 November 2014)