Kamis 07 May 2015 07:21 WIB

Lomba Menggambar Nabi Muhammad karena Faktor Penasaran

Rep: C93/ Red: Erik Purnama Putra
Warga Kota Grozny, Republik Chechnya, demo menolak visualisasi Nabi Muhammad.
Foto: Rt.com
Warga Kota Grozny, Republik Chechnya, demo menolak visualisasi Nabi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Musni Umar mengungkapkan, setidaknya ada dua faktor pendorong kenapa lomba menggambar kartun Nabi Muhammad itu digelar. Faktor pertama, lanjut dia, mungkin saja karena ketidaksukaan mereka terhadap Islam.

 

“Tapi bisa juga mereka menggelar lomba itu bukan karena benci terhadap Islam, tetapi karena penasaran kok kenapa Nabinya umat Islam tidak boleh divisualisasikan,” katanya kepada Republika, Rabu (6/5).

 

Kemudian, kata dia, karena rasa penasaran itu, timbullah inisiatif yang mendorong kreativitas mereka untuk menggambar. Meski pun sebenarnya mereka tahu kalau yang mereka lakukan itu bakalan mendapatkan reaksi keras dari umat Islam.

 

Musni mengungkapkan, cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini dalah dengan berdialog. Dialog yang bisa dilakukan, lanjut dia, antara lain dialog peradaban, dialog untuk membangun saling pengertian dan saling memahami antarsatu sama lain.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, Lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat. Acara tersebut dihadiri oleh politikus ternama Belanda, Geert Wilders yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti-muslim.

 

Presiden lembaga tersebut, Pamela Geller, mengatakan kegiatan yang diadakannya bertujuan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di majalah satir Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari lomba tersebut diganjar hadiah 10 ribu dolar AS atau sekitar sekitar Rp 130 juta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement