REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Syeikh Nawawi al Bantani, seorang ulama jaringan Makkah yang terkenal dengan keulamaan dan keluasan ilmunya.
Di Arab Saudi, ulama kelahiran Banten ini dikenal dengan julukan Sayyidul Hijaz. Syeikh Nawawi mengajar di Masjidil Haram dan menulis seratusan buku yang tersebar di Timur Tengah.
Untaian nasihat-nasihatnya yang terangkum dalam kitab Nasha-ihul 'Ibad begitu menyejukkan hati dan menguatkan iman. Dengarkanlah salah satu untaian nasihatnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang di pagi harinya mengadu kepada orang lain tentang kesulitan yang dihadapinya, seolah-olah ia tengah mengadukan Tuhannya."
Pagi adalah pembuka hari. Alangkah merugi jika pagi hari telah kita isi dengan keluh kesah. Semestinya, kita mengadu kepada Allah SWT, sebab hal tersebut dikategorikan sebagai doa.
Mengadu kepada manusia hanya menunjukkan dirinya tidak ridha atas pemberian Allah. "Dan barang siapa yang di pagi harinya merasa sedih akan urusan dunianya, seolah-olah pagi-pagi ia telah marah kepada Allah SWT."
Syekh Nawawi menjelaskan, orang yang pada pagi hari sedih lantaran urusan dunianya, ia telah murka kepada Allah SWT.
Ia tidak rela atas ketentuan-Nya dan tidak sabar atas ujian-Nya, tidak percaya atas ketetapan takdir-Nya. Sebab, setiap kejadian di muka bumi ini terjadi atas ketentuan dan takdir-Nya.
Abdul Kadir al Jailani, berkata, "Dalam segala hal, seorang Muslim wajib melakukan tiga hal. Pertama, taat kepada perintah Allah. Kedua, menjauhi larangan-Nya. Ketiga, menerima takdir dengan lapang dada." Paling tidak, seorang Muslim tidak terlepas dari salah satu dari ketiga perkara di atas.
Seperti doa yang diucapkan Nabi Musa saat menyeberangi lautan bersama Bani Israel, "Ya Allah, ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji dan kepada-Mu kami mengadu. Engkaulah tempat memohon. Tiada daya dan upaya kecuali pada Allah yang Maha Agung."