Kamis 07 May 2015 16:02 WIB

Militer Mesir Tewaskan 21 Gerilyawan Ansar Bayt

Militer Mesir yang tergabung dalam koalisi Arab ikut berperang di Yaman.
Foto: Reuters
Militer Mesir yang tergabung dalam koalisi Arab ikut berperang di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, ARISH -- Sedikitnya 21 gerilyawan tewas setelah militer Mesir melakukan serangan udara di Kota Perbatasan Rafah, Provinsi Sinai Utara, Rabu (6/5).

Xinhua melaporkan, dalam penyerang itu pasukan keamanan Mesir menggunakan helikopter Apache untuk membombardir wilayah yang dikuasai kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis. Kelompok ini diilhami Alqaida.

Satu helikopter Apache menyerang pertanian di Daerah Sahel Al-Bahr di Rafah, dan menewaskan 15 orang, kata sumber Xinhua, Kamis (7/5).

Satu helikopter lainnya menyerang Kota Kecil Matalla Selatan. enam gerilyawan tewas dan satu bangunan yang digunakan sebagai gudang amunisi dan peledak rata dengan tanah.

Serangan tersebut adalah bagian dari aksi besar keamanan yang telah dilancarkan pemimpin Mesir terhadap kelompok gerilyawan, setelah penggulingan presiden Muhammad Mursi oleh militer pada Juli 2013.

Kegiatan gerilyawan meningkat di Mesir sejak penggulingan Mursi. Hampir 1.000 pengikut Mursi dan ribuan orang lainnya ditangkap.

Ratusan personel polisi dan militer telah tewas dalam serangan anti-pemerintah yang dilancarkan oleh gerilyawan dan anggota kelompok lain. Kebanyakan serangan itu terjadi di bagian utara Semenanjung Sinai, yang bergolak, sementara sebagian lagi malah menjangkau Ibu Kota Mesir, Kairo, dan provinsi lain di seluruh negeri tersebut.

Kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis, yang sebelumnya telah berjanji setia kepada kelompok fanatik regional ISIS dan mengubah namanya menjadi 'Negara Sinai', mengaku bertanggung-jawab atas sebagian besar serangan anti-pemerintah di Mesir.

Pemimpin baru yang berorientasi kepada militer di Mesir, yang dipimpin mantan kepala staf Angkatan Darat dan kini menjadi Presiden Abdel-Fattah As-Sisi, telah mengumumkan 'perang melawan teror' terhadap kelompok gerilyawan yang mendukung Mursi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement