REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Perminyakan Iran berjanji untuk mendapatkan kembali pangsa negara itu di pasar minyak mentah dunia, ketika Iran membuka pameran minyak internasional di ibukota Teheran untuk menarik investasi di sektor energi.
"Negara-negara produsen minyak harus membuka ruang di pasar global bagi Iran untuk mendapatkan kembali pangsa ekspor minyak mentahnya," kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh di sela-sela pameran dilansir Xinhua, Kamis (7/5).
Pasar minyak dunia adalah untuk semua dan negara-negara produsen minyak mentah harus mempertimbangkan masuknya Iran ke pasar karena ekspor minyak Iran telah turun 60 persen akibat "sanksi yang tidak adil," tambahnya.
Iran bertekad untuk meningkatkan produksi minyaknya setelah sanksi dicabut sebagai akibat dari kesepakatan potensial yang banyak dinanti bahwa Iran dan kekuatan dunia berusaha untuk mencapainya, Wakil Presiden Pertama Iran Es'haq Jahangiri mengatakan di sela-sela pameran.
Selain itu, Iran akan menjadi pengekspor bensin setelah pabrik pengolahan minyaknya, Persian Gulf Star Refinery, mulai berproduksi.
Menurut Press TV, Iran sedang membangun Persian Gulf Star Refinery di Assalouyeh dengan perkiraan biaya sebesar 2,5 miliar euro (2,84 miliar dolar AS). Pabrik ini diharapkan dapat menghasilkan 360.000 barel per hari kondensat gas di atas bahan bakar jet dan produk lainnya.
Ratusan perusahaan energi dari 29 negara, termasuk perusahaan-perusahaan Iran, telah berpartisipasi dalam Pameran Internasional Minyak, Gas, Penyulingan dan Petrokimia ke-20, menurut penyelenggara.
Ekonomi Iran sebagian bergantung pada ekspor minyak. Selain kerugian akibat penurunan harga minyak, ekspor minyak mentah Iran telah jatuh 60 persen selama beberapa tahun terakhir, mencapai satu juta barel per hari, karena sanksi Barat pada energi dan sektor keuangan. Iran telah mengecam beberapa negara pengekspor minyak yang membanjiri pasar dengan produk-produk minyak mentah.