REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dan Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengungkapkan, terpampangnya gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe milik anak sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka, bisa saja menjadi bagian dari penaklukan bangsa lewat budaya.
Bidang budaya, lanjut dia, merupakan cara penaklukan bangsa yang paling berbahaya lantaran banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak menyadari dan tidak memahami situasi itu.
Secara tidak langsung, lambang dan gambar illuminati itu bisa membawa dan mempengaruhi orang yang ada disekitarnya. Sehingga, setidak-tidaknya tidak ada lagi perasaan antipati dan perasaan tidak suka terhadap lambang-lambang yang bisa merusak budaya tersebut.
“Bahkan boleh jadi dengan banyaknya gambar-gambar kita terpengaruh untuk menjadi bagian dari yang mempropagandakan lambang-lambang yahudi dan lambang zionis itu,” kata dia kepada Republika, Kamis (07/05).
Musni berharap masyarakat Indonesia bisa memahami situasi bangsa kita yang tengah menjalani peran budaya. Malahan, lanjut dia, anak-anak muda Indonesia khususnya, harus berdasar pada trisakti Bung Karno yang memintut untuk bisa berkepribadia dengan menonjolkan budaya asli Indonesia.
Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka mendapat sorotan di lini masa. Itu setelah terpampang gambar mata satu dan simbol segitiga di kafe miliknya yang bernama Markobar. Kafe yang merupakan kependekan dari Martabak Kottabarat tersebut berada di sebelah barat Solo Grand Mall.
Hanya saja, tempat usaha Gibran tersebut mencuat setelah sebuah foto yang diidentikkan sebagai simbol organisasi Freemason terpampang di salah satu sudut kafe. Di samping itu, terdapat tulisan 'Yes You Can'.