REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan sepanjang hari ini tim evakuasi Indonesia kembali melakukan penyisiran di pusat penanganan korban di Nepal.
Salah satunya adalah di Rumah Sakit Tribhuvan. Tim melakukan identifikasi tiga jenazah yang dibawa dari Langtang, namun tidak menemukan satupun jenazah tersebut yang WNI. Meskipun demikian, Tim mengambil inisiatif untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang temuan Tim SAR Spanyol dari wilayah Langtang.
Dalam pemeriksaan tersebut Tim menemukan identitas pribadi milik, Alma Parhita, salah satu dari tiga WNI anggota Taruna Hiking Club (THC) yang hingga saat ini belum dapat dikontak dan belum diketahui kondisinya.
Temuan tersebut memperkuat keyakinan Tim bahwa tiga WNI tersebut berada di wilayah Langthang, Teoat, Everest Guest House.
"Saya telah menyampaikan langsung khabar ini kepada Ibu Dewi Parliana, ibu dari Alma Parahita. Saya juga telah melaporkan temuan ini kepada Menlu dan beliau meminta saya segera ke lokasi untuk berkoordinasi dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi Angkatan Bersenjata Nepal", ujar Ketua Tim Evakuasi dan Kemanusiaan RI di Nepal, Duta Besar Iwan Wiranataatmadja menjelaskan mengenai temuan tersebut.
Rencananya Duta Besar Iwan dan Tim akan menuju ke Langtang besok pagi (8/5) menggunakan helikopter untuk berkoordinasi dan memberikan dukungan bagi Angkatan Ber Nepal, khususnya terkait dengan identifikasi. Sementara itu proses SAR akan tetap dilakukan oleh AB Nepal.
Tiga WNI pendaki Himalaya adalah Kadek Andana, 27 tahun, dan Alma Parahita, 32 tahun, dan Jeroen Hehuwat, 39 tahun, mereka adalah tiga warga Bandung yang diduga hilang di Nepal Kadek dan Alma merupakan pasangan suami istri yang baru menikah pada Maret 2015 lalu. Mereka berdua memang sudah lama tergabung di THC sejak 2007, dan kerap bareng naik gunung. Setelah empat tahun berpacaran, mereka memutuskan untuk menikah. Sedangkan Jeroen, saat ini bekerja sebagai engineer di perusahaan swasta di Jakarta. Alumni Institut Teknologi Bandung angkatan 1993 ini bergabung dengan THC sejak tahun 1989.
Dari data terakhir yang dimiliki Kemenlu ada 105 WNI yang berada di Nepal pada saat gempa berkekuatan 7,8 skala richter pada pekan lalu. Sampai saat ini masih ada lima WNI masih belum dapat dihubungi, mereka adalah WNI yang sedang melakukan kunjungan ke Nepal.
Adapun sampai saat ini sudah lebih dari 7.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 skala richter di Nepal, lebih dari 14 ribu jiwa mengalami cedera. Diperkirakan jumlah korban masih akan bertambah.
Pusat gempa terletak di wilayah Gorkha dan banyak jalan untuk mencapai kawasan-kawasan pegunungan tertutup tanah longsor. Pemerintah Nepal sebelumnya meminta kepada negara-negara yang memberi bantuan agar mengirimkan lebih banyak helikopter untuk mengangkut para korban.