REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali selama Januari hingga Mei 2015 telah menerima sebanyak 13 jenazah korban bunuh diri.
"Berdasarkan data yang kami catat sudah mencatat 13 jenazah korban yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri," kata Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, di Denpasar, Kamis.
Dari total tersebut, lanjut dia, untuk jenis kelamin jenazah korban bunuh diri itu kebanyakan dilakukan oleh laki-laki dengan jumlah delapan kasus dan wanita (lima).
Ia menjelaskan dari umur korban, didominasi anak muda yang berusia 1-30 tahun dengan jumlah enam orang, usia 30-50 tahun (lima), dan usia 50-70 tahun (satu).
"Sebagian besar jenazah korban yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri itu ditemukan ciri-ciri luka jerat pada leher dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujarnya.
Menurut dia, penyebab kasus korban bunuh diri tersebut, kata Alit, disebabkan karena faktor psikogenik karena permasalahan yang dihadapinya.
Hal tersebut, diketahui bahwa ada tiga faktor penyebab orang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri yakni stres, budaya, dan biologis.
"Namun, untuk di Bali sendiri kebanyakan orang mengakhiri hidupnya karena faktor stress atau psikogenik," ujarnya.
Dari jumlah kasus tersebut kebanyakan korbam mengakhiri hidupnya dengan cara membakar diri sendiri seperti yang terjadi di Kabupaten Klungkung, yang dilakukan oleh lima orang yang masih satu keluarga.
"Ada juga yang melakkan cara bunuh diri dengan terjun ke sumur dan percobaan bunuh diri dengan cara terjun ke sungai," ujar Alit.