REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora) kehilangan kesempatan untuk mengajak klub Indonesia Super League (ISL) berlaga di kompetisi di bawah supervisi tim transisi. Usai pertemuan klub dengan PT Liga pihak klub menyatakan hanya mau kompetisi di bawah PSSI.
Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan tidak masalah klub mau berkompetisi dimanapun. Menurut dia, setiap klub memiliki hak untuk memilih. Namun kemenpora tetap menunggu 9 Mei untuk memastikan kompetisi tetap berjalan.
"Saya belum tahu keputusan mereka. Namun kalau mereka menolak itu hak mereka," ujar Gatot S Dewa Broto kepada Republika, Kamis (7/5).
Gatot tetap yakin kompetisi bisa dijalankan di bawah supervisi tim transisi. Apalagi untuk menjalankan kompetisi Presiden Joko Widodo sudah merestui kemenpora. Sehingga tinggal satu langkah lagi kemenpora untuk menyelesaikan kisruh setelah kompetisi itu berjalan.
Langkah yang dimaksud adalah melobi FIFA tentang kompetisi yanh dijalankan di bawah supervisi Tim transisi. Rencananya kemenpora akan mengirim utusan ke FIFA untuk membicarakan kompetisi, kisruh dan menyampaikan hasil kerja tim 9.
Dengan kedatangan utusan untuk melobi FIFA itu. Kemenpora yakin FIFA bisa paham dengan masuknya pemerintah ke ranah induk sepakbola Indonesia itu. Sehingga pada 29 Mei nanti FIFA tidak menjatuhkan sanksi ke Indonesia. Selain itu kisruh dengan PSSI akan selesai setelah Tim transisi mempersilahkan untuk pemilihan kembali.