REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua tim percepatan evakuasi WNI di Yaman, Sapto Anggoro mengungkapkan selama melakukan evakuasi rombongannya sempat disekap 1,5 jam oleh kelompok milisi Houthi.
Sapto merupakan ketua tim yang mengakomodir WNI di wilayah Barat Yaman.
"Tim ada dua. Kebetulan saya yang memimpin tim Yaman di wilayah barat. Tidak mudah memasuki Yaman karena sudah dikuasai Houhti," kata Sapto di Kemenlu, Kamis (7/5).
Ia menuturkan saat hendak melakukan proses evakuasi ke Yaman, rombongan sempat bermasalah dalam urusan imigrasi karena rombongan membawa rompi antipeluru yang memang sudah dipersiapkan.
"Akhirnya dengan proses tarik ulur, rompi disita. Nah, ternyata ada satu milisi Houthi di dalam bus," ujarnya.
Di tengah perjalanan, bus rombongan dihentikan selama 30 menit oleh kelompok Houthi. Mereka diminta turun dari bus karena dianggap sebagai tamu mereka.
"Sangat mendebarkan. Saya awalnya tidak mau turun, tapi mereka terus melakukan persuasi sampai tiga kali, meyakinkan tidak akan menyekap kami," katanya.
Akhirnya, Sapto memilih turun. Ia sempat mengirimkan pesan kepada pihak Kemenlu di Indonesia untuk memberikan informasi kondisi dan posisi terakhir rombongan.
Saat turun mereka langsung dimasukkan ke dalam hotel dan dipertemukan dengan pimpinan Houthi di wilayah tersebut. Kelompok Houthi menanyakan terkait rompi antipeluru yang dibawa rombongan.
"Ini cukup menegangkan. Kami dimasukkan di sebuah hotel dengan kamar 3x3 meter, 12 orang di dalam kamar itu. Hampir dua jam kami disekap. Kami menjelaskan dan meyakinkan mereka kami datang hanya untuk evakuasi penyelamatan," ujarnya.