REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Upacara pelepasan jenazah Andrew Chan berlangsung di Hillsong Church di Sydney, Jumat (8/5), dihadiri sekitar 1.500 orang. Namun di Melbourne seorang penyiar radio melarang penyiaran upacara tersebut dan menyebutnya "terlalu diatur seperti pertunjukan".
Hadir dalam kesempatan itu anggota keluarga dan kerabat Andrew Chan, termasuk istrinya Febyanti Herewila,yang dinikahinya dua hari sebelum pelaksanaan eksekusi di Nusakambangan.
Menurut buku acara yang dibagikan, Febyanti akan membacakan surat terakhir yang ditulis Andrew menjelang kematiannya.
Dalam upacara keagamaan yang dipimpin David Soper dari Salvation Army, dikumandangkan lagu-lagu pujian dan doa. Lagu pertama yang dinyanyikan berjudul Amazing Grace, yang kabarnya dinyanyikan Andrew menjelang pelaksanaan eksekusinya 29 April lalu.
Panggung utama Gereja tempat upacara tampak dihiasi dengan bebungaan warna kuning dan putih. Di meja depan panggung ada kaos yang konon dikenakan Andrew saat ia dieksekusi.
Buku acara juga menyebutkan bahwa upacara ini akan ditutup dengan pemberkatan dalam bahasa Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan kremasi yang tertutup untuk umum.
pelepasan jenazah Andrew Chan. (Foto: ABC/David Spicer)" width="418" height="304" />
Sekitar 1.500 orang menghadiri upacara pelepasan jenazah Andrew Chan. (Foto: ABC/David Spicer)
Andrew selama hidupnya diketahui tidak percaya kepada agama, namun sejak mendekam dalam LP kerobokan di Bali, kemudian memeluk agama Kristen.
Upacara ini selain dihadiri lebih 1.500 orang juga mendapat liputan luas dari media setempat.
Namun di Melbourne, seorang penyiar Radio 3AW bernama Neil Mitchell menegaskan, dia akan melarang siaran upacara tersebut dengan alasan terlalu "dibuat-buat seperti panggung pertunjukan".