REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang menilai, kehadiran seluruh pimpinan parpol dalam rakernas PAN sebagai sinyal yang baik dalam membangun atmosfir politik nasional yang kondusif.
"Saya melihat kehadiran dua kekuatan politik besar di parlemen antara KMP dan KIH dalam rakernas PAN sebagai sinyal yang baik dalam membangun atmosfir politik nasional yang kondusif," kata Ahmad Atang di Kupang, Jumat (8/5), terkait kehadiran petinggi parpol di rakernas PAN dan atomofir politik nasional.
Menurut dia, sejak pemilu legislatif hingga pemilu presiden 2014 lalu, baru kali ini masyarakat disuguhi suasana politik yang harmonis. "Suasana di rakernas pada Rabu (6/5) menampakan bahwa demokrasi kita semakin hari semakin matang," katanya.
Artinya, elite politik sudah mulai menyadari bahwa kapan mereka berbeda dalam memperjuangkan kepentingan rakyat, dan kapan mereka harus duduk bersama demi rakyat. Karena itu, dia berharap momentum seperti itu bisa menciptakan lebih banyak lagi suasana kebersamaan demi keutuhan bangsa. "Dan kenyataan ini adalah bagian dari perilaku negarawan para elite kita," kata Ahmad Atang.
Sungguhpun begitu, namun publik masih bertanya-tanya apakah masih relevankah dua kekuatan tetap atau segera akan berakhir. Menurut dia dimana antara KMP dan KIH tidak harus bubar tetapi tetap eksis untuk saling menciptakan "cek and balancis" dan saling mengontrol dalam keseimbangan.
Keberadaan Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) juga menggambarkan demokrasi di Indonesia masih hidup, katanya. "Jadi kebersamaan jangan menjadi pisau untuk membunuh demokrasi, karena inti dari demokrasi adalah kebebasan sehingga ruang tersebut harus dipertahankan untuk mematangkan demokrasi yang semakin dewasa," kata Ahmad.