REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Seorang juru bicara pasukan Arab Saudi menyatakan, koalisi pimpinan Saudi akan memberikan tanggapan keras pada pemberontak Houthi. Menurutnya, serangan Houthi di kota perbatasan Saudi mengubah 'rumus' konflik.
Aljazeera melaporkan pada Kamis (7/5), Brigjen Ahmed al-Asseri mengatakan, rumusan konflik telah berubah akibat serangan Houthi. Selama ini, keamanan Saudi menurutnya menjadi prioritas utama bagi koalisi dan angkatan bersenjata Saudi. "Mereka akan membayar dengan harga mahal dan keras. Mereka telah menyeberangi garis merah," kata Asseri.
Asseri mengatakan, mulai saat ini koalisi akan memberikan respon yang keras pada Houthi. Menurutnya semua opsi akan terbuka, namun ia menolak menyatakan koalisi sedang merencanakan serangan darat.
Hal senada juga disampaikan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman pada pertemuan Kamis (7/5) malam, dengan komandan angkatan bersenjata. Ia juga mengamini pernyataan Asseri yang menyatakan akan merespon keras atas kematian lima warga sipil, setelah insiden penembakan di perbatasan pekan ini.
Pernyataan Asseri dilontarkan beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengumumkan, kerajaan siap menawarkan gencatan senjata selama lima hari. Hal tersebut menurut Jubeir bisa terlaksana asal Houthi mau menghormati gencatan senjata.
"Jeda tersebut akan mempengaruhi seluruh Yaman dalam waktu lima hari. Tanggal yang sebenarnya akan diumumkan segera beserta persyaratannya," kata Al-Jubeir, dilansir dari AP.