REPUBLIKA.CO.ID, YOLA -- Sejumlah perempuan korban kekerasan Boko Haram buka suara atas kekerasan yang menimpa selama penyekapan. Para perempuan Nigeria mengaku terguncang usai dijadikan budak seks, pelayan, dan mesti melihat darah dari kematian saudara-saudaranya sendiri.
"Mereka mengubah saya menjadi mesin seks," kata ibu 23 tahun, Asabe Aliyu kepada Nigeria Times, Jumat (8/5).
Dalam air mata, ia menggambarkan bagaimana mengerikannya selama enam bulan disekap oleh kelompok teroris yang mengatasnamakan Islam Nigeria, Boko Haram.
"Mereka (anggota Boko Haram) bergantian tidur dengan saya. Sekarang, saya hamil dan tidak tahu siapa ayah anak ini," katanya. Setelah pemerkosaan berulang, Aliyu dipaksa menikah dengan salah satu militan.
Ia menambahkan, hukuman mati selalu tersaji di hadapannya. Sedikit saja tawanan ketahuan berbuat salah, maka dipenggal kepalanya. "Banyak yang mengalami muntah darah dari mereka yang tiap hari dipukuli," kata dia.
"Bahwa jika kita tidak masuk Islam, mereka akan menggorok leher kami," kata Abigail John (15), seorang siswi yang berhasil melarikan diri usai disekap selama empat pekan di kamp penahanan.
Sebelumnya diberitakan, tentara Nigeria berhasil menyelamatkan mereka pekan lalu. Sebanyak 200 wanita kemudian dibawa ke kamp pengungsi pemerintah. Mereka diselamatkan saat operasi besar di Hutan Sambisa.
Beberapa perempuan dan anak-anak yang lolos Boko Haram saat ini di kamp pengungsi di Yola, Adamawa, Nigeria. Mereka dilaporkan terlalu lemah untuk berjalan tanpa bantuan. Banyak yang kurus dan kekurangan gizi.