REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Empat korban gempa yang terjebak di reruntuhan bangunan di Nepal, selamat berkat bantuan teknologi microwave, Jumat (8/5). Teknologi microwave tersebut dapat mendeteksi detak jantung korban.
Dilansir dari Belfast Telegraph, teknologi microwave dikembangkan badan antariksa Amerika, NASA yang bekerja sama dengan Laboratorium Tenaga Jet lembaga tersebut dan Departemen Dalam Negeri. Teknologi yang dikembangkan lewat alat yang disebut FINDER (Finding Individuals for Disaster and Emergency Response) bekerja dengan mengirimkan sinyal gelombang mikro yang dapat merambat melalui reruntuhan dan mendeteksi napas manusia. Individu tidak perlu berada dalam kondisi sadar agar dapat terdeteksi gelombang tersebut.
Awalnya, FINDER dikembangkan untuk menemukan kehidupan di planet lain. Perangkat yang kini masih berbentuk prototype ini telah digunakan untuk mendukung tim pencarian korban gempa sejak 25 April lalu.
Sebelumnya, teknologi ini telah digunakan untuk menemukan orang-orang yang terjebak di kedalaman 30 kaki di bawah puing-puing, di bawah 20 kaki dari beton padat, atau lebih dari 100 meter dari ruang terbuka. Hal ini dapat memberitahu peneliti bahwa detak jantung telah terdeteksi serta memberikan perkiraan lokasi di mana mereka berada.