Sabtu 09 May 2015 02:53 WIB

Anggaran Mandek, Bantuan Makanan untuk Balita Tersendat

Rep: C17/ Red: Karta Raharja Ucu
Balita sehat, anak bergaya (ilustrasi).
Foto: Dok Pibadi.
Balita sehat, anak bergaya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Wali Kota Jakarta Timur, Husein Murad menjelaskan, perlu ada kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk menyejahterakan penduduk Jaktim.

Menurutnya, dunia usaha dapat berkontribusi dalam menyejahterakan warga sekitar, baik berupa memberi bantuan dana atau produk makanan atau minuman yang bisa diberikan warga. Menurutnya, keterlambatan pemberian makanan atau minuman terhadap balita, memang didasari dari anggaran yang sampai saat ini belum turun.

"Namun, jangan sampai ketergantungan dengan anggaran Kelurahan yang menjadi malas. Kita juga harus lebih kreatif bekerja sama dengan CSR dunia usaha agar bisa berkontribusi membantu balita supaya gizinya terpenuhi dengan baik," papar Husein di RW 002 Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (8/5).

Hingga kini ada dua hal yang dikeluhkan warga RW 002 Kelurahan Ciracas, pertama masalah pemberian makanan tambahan (PMT) untuk bayi dan pengadaan senter untuk para kader jumantik, Husein menekankan kendala tersebut tidak akan lama lagi teratasi. Para kader jumantik, kader posyandu, kader PKK, serta RT dan RW diperingatkan agar tetap bersemangat walaupun anggaran belum turun, karena pelayanan kepada warga harus tetap diberikan dengan ikhlas dan tulus walau terjadi permasalahan dalam anggaran.

"Saya percaya para Kader bukan semata-mata hanya mengejar materi. Namun, ada pahala dan karunia yang besar jika mereka dapat terus memberikan kontribusinya untuk meningkatkan kesehatan di lingkungan sekitar," katanya.

Di sisi lain, salah satu Kader Posyandu Beo RW 002 Kelurahan Ciracas, mengatakan, hingga kini mulai dari Januari hingga Mei 2015 bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dari Kelurahan belum diterima. Padahal anak balita di posyandu sangat membutuhkan sekali bantuan tersebut.

"Saya harap balita di sini bukan hanya diberikan asupan bubur saja, namun diberikan buah-buahan dan juga telor serta susu untuk konsumsi mereka. Saya harap mudah-mudahan bantuan PMT dari Kelurahan segera diberikan," ujar Coyo, saat di pertanyakan soal harapan kepada balita di lingkungannya.

Di RW 002 yang menaungi 15 RT, terdapat 500 balita. Posyandu Beo yang menangani 168 balita, tahun lalu masih mendapatkan bahan makanan dari Puskesmas. Namun dari Januari lalu posyandu itu belum mendapatkan bantuan.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, mereka meminjam tabungan kader untuk membeli bahan makanan bagi balita di posyandu. Coyo melanjutkan, untuk kader Jumantik di RW 002 Kelurahan Ciracas ini ada sebanyak 50 orang. Tetapi pada saat ingin melakukan PSN mengalami kendala pada senter.

Sebab, mereka hanya memiliki satu senter saja setiap RT jadi jika melakukan pengecekan harus bergantian. Menanggapi keluhan kader posyandu itu, Lurah Ciracas, Farida, mengatakan, sebenarnya masalah telatnya bantuan PMT untuk posyandu karena APBD, sampai saat ini diseluruh DKI Jakarta anggarannya memang belum ada yang cair.

"Saya berharap agar warga bersabar menunggu sampai anggaran turun, jika sudah cair bantuan PMT akan segera diberikan, mudah mudahan anggaran ini bisa cair tidak lama lagi," tutur dia.

Sepanjang 2015, belum ada warga RW 002 yang terkena DBD. Tetapi di RW 009 satu balita dinyatakan meninggal dunia karena DBD pada Februari 2015.

Berdasarkan catatan Sudin Kesehatan Jakarta Timur, sejak Januari hingga 13 Maret lalu, tercatat ada 207 kasus DBD. Dari jumlah itu Kecamatan Duren Sawit menduduki peringkat tertinggi dengan 44 kasus. Menyusul kemudian Kecamatan Cipayung 34 kasus. Sedangkan angka terendah DBD adalah Kecamatan Makasar 9 kasus dan Jatinegara 12 kasus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement