REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau Pos Perbatasan Satgas Pamtas Republik Indonesia (RI)-Papua Nugini (PNG) Batalyon Infanteri (Yonif) 323/Raider, serta memberikan pengarahan kepada personel TNI dan Polri yang sedang bertugas di Pos Kotis (Skouw), Jayapura, Jumat (8/5).
Dalam siaran pers Puspen TNI, Jenderal Moeldoko ketika memberikan pengarahan kepada prajurit mengungkapkan keinginannya untuk mengutamakan remaja asli Papua agar bisa menjadi prajurit TNI. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk penghargaan terhadap warga asli Papua.
“Kepada putra daerah yang ingin masuk dan menjadi anggota TNI, agar diberikan prioritas. Kalau ada kendala mengenai persyaratan dari awal, sehingga pada saat tes banyak gugur, para personel TNI yang berada di daerah harus dapat membantu memberikan pengarahan kepada putra daerah, bagaimana caranya agar dia bisa lulus menjadi anggota TNI,” ujar Jenderal Moeldoko.
Dia melanjutkan, dalam konteks sosial, apabila seorang prajurit TNI menguasai bidang pertanian hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat setempat agar mereka mengerti, sehingga masyarakat bertambah kemauannya dan tetap semangat karena didorong oleh anggota TNI yang sedang bertugas di daerah tersebut.
“Prajurit TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat dan berbuat semena-mena kepada rakyat,” kata mantan wagub Lemhannas tersebut.
Jenderal Moeldoko juga menyampaikan bahwa masih ada prajurit TNI yang meninggal dikarenakan sakit malaria. Apabila ada yang terkena malaria, segera dibawa ke rumah sakit yang ada di Jayapura, karena kalau mengandalkan yang ada di posko, itu tidak maksimal.
“Saya tidak menghendaki kalau masih ada yang meninggal karena sakit malaria, Prajurit TNI yang bertugas di perbatasan adalah sebagai pasukan yang terdepan,” ujarnya.
Dia menyatakan, kedatangannya ke Pos Perbatasan RI dan PNG adalah untuk melihat secara langsung Prajurit TNI dan Polri yang sedang bertugas di Jayapura, Papua. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel TNI dan Polri yang sudah bekerja keras dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya.