REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pemerintah Kenya pada Jumat (8/5) meluncurkan laboratorium forensik margasatwa ultramodern. Laboratorium tersebut sebagai bagian dari strategi panjang memerangi perburuan gelap hewan mamalia yang menjadi kebanggan negeri itu.
Para pejabat margasatwa mengatakan Kenya menjadi negara kedua di Afrika setelah Afrika Selatan yang meluncurkan laboratorium semacam itu. Laboratorium ini akan meningkatkan penyelidikan dan hukuman bagi pelaku kejahatan terhadap margasatwa.
"Selama bertahun-tahun, pelaku kejahatan margasatwa menjadi makin canggih dan sangat tertata baik di alam sehingga diperlukan tindakan untuk menerapkan teknologi untuk meningkatkan penyelidikan forensik," kata Sekretaris Lembaga Lingkungan Hidup Judi Wakhungu selama peluncuran tersebut.
Pemerintah Kenya dan donor menghabiskan satu juta dolar AS untuk mendirikan laboratorium forensik itu. Laboratorium akan membantu menganalisis DNA produk margasatwa seperti piala, daging, pakaian dan kulit hewan.
Wakungu mengatakan Pemerintah Kenya telah memusatkan pendekatan holistik memerangi pelaku kejahatan terhadap margasatwa secara efektif.
"Penting kami menerapkan hukum ketat dan menerima teknologi modern untuk memungkinkan diadilinya para tersangka dan dijatuhkannya hukuman yang setimpal," kata Wakungu.
Kenya termasuk di antara beberapa negara Afrika yang telah berperang melawan perdagangan gelap produk margasatwa.
Pelaksanaan analisis DNA akan meningkatkan hukuman cepat dan efisien para penjahat transnasional di balik pembantaian mamalia besar seperti gajah dan badak.
Sekretaris Kabinet itu juga mengatakan peluncuran laboratorium tersebut menjadi tonggak sejarah penting dalam pelaksanaan pelestarian margasatwa dan tindakan managemen, terutama dalam melacak asal produk margasatwa yang disita dan memburu para pelakunya.