Sabtu 09 May 2015 20:06 WIB

SBY Dinilai Turun Pangkat Jika Jadi Ketum Demokrat

Rep: C36/ Red: Ilham
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbincang dengan Chairperson of the Inter-Parliamentary coorperation, Nurhayati Ali Assegaf dalam Parlemen Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (23/4).  (Republika/Agung Supr
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbincang dengan Chairperson of the Inter-Parliamentary coorperation, Nurhayati Ali Assegaf dalam Parlemen Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (23/4). (Republika/Agung Supr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Habibie Center, Bawono Kumoro menyayangkan pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam bursa calon Ketua Umum Partai Demokrat. Ia menilai mantan presiden tersebut akan turun pangkat jika benar-benar menjabat kembali di Partai Demokrat.

“Sangat disayangkan jika SBY maju dalam bursa Ketum Demokrat. Pasalnya, sudah bisa diyakini SBY bakal kembali memimpin. Jika demikian, SBY bisa dikatakan turun pangkat,” katanya saat dihubungi ROL, Sabtu (9/10).

Turun pangkat yang dimaksud Bawono terkait dengan prestasi SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia. Dia menyebutkan, SBY merupakan tokoh internasional yang diakui. Terlebih, di masa kepemimpinannya ada prestasi yang bagus di bidang ekonomi.

“Selama 10 tahun terakhir, publik dunia telah mengenal SBY sebagai tokoh internasional. Rasanya sayang jika pada akhirnya SBY kembali menjabat sebagai Ketum Demokrat,” imbuh Bawono.

Lebih lanjut Bawono memaparkan, Demokrat sebaiknya tidak terus-menerus mengandalkan satu tokoh tertentu untuk menjaga solidnya partai. Sebab, penokohan SBY tidak bisa terjadi selamanya.

“Ada masanya SBY tidak lagi aktif dalam partai. Sebaiknya Demokrat mulai membenahi dan membangun sistem partai secara jangka panjang. Tujuannya agar partai tetap bisa bertahan jika sang patron tidak lagi aktif dalam partai,” terangnya.

Bawono berharap, pencalonan SBY tahun ini merupakan pencalonan yang terakhir. Sebab, ke depannya partai tersebut mesti memikirkan regenerasi jangka panjang. “Banyak kader muda Demokrat yang potensial. Sebaiknya internal Demokrat menyadari itu,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement