REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan semakin mengganas terhadap perempuan yang menjadi penduduk wilayah kekuasaannya. Tiap satu perempuan dipaksa menjadi budak seks untuk 20 anggota ISIS. Bahkan dalam sejumlah kasus, para perempuan melakukan operasi mengembalikan keperawanan sebelum diserahkan ke anggota ISIS lainnya.
Informasi itu terungkap Zainab Bangura, utusan PBB khusus kekerasan seksual dalam konflik. Menurutnya, gadis-gadis tak hanya menjadi korban kekerasan seksual, tapi juga menjadi korban perdagangan manusia. Kelompok perempuan di Suriah, misalnya, mereka diperdagangkan di 'Bazar Budak' sebelum mereka dikirim ke provinsi lain.
Zainab Bangura melakukan perjalanan ke lima negara dan mewawancarai puluhan perempuan dan gadis-gadis muda yang selamat pelecehan seksual yang brutal.
"Perempuan dan anak perempuan berisiko menjadi korban seksual," katanya dilansir Daily Mail, Ahad (10/5).
"ISIS memiliki tipe kekerasan seksual yang brutal. Mereka menjadikan perempuan sebagai aspek sentral dari ideologi dan operasi mereka, menggunakannya sebagai taktik terorisme untuk memajukan tujuan strategis mereka," kata Zainab menambahkan.
Penelitian Bangura dilakukan dalam periode antara 16 sampai 29 April. Dia telah mengunjungi Suriah, Irak, Turki, Libanon dan Yordania. Ini, kata dia, bukan pertama kalinya kekerasan seksual oleh para pejuang ISIS.
Pada bulan Februari, dilaporkan para militan ISIS di Suriah mencari pengobatan medis untuk meningkatkan kecakapan seksual, demi menunjukkan kebrutalan terhadap istri-istri mereka