Ahad 10 May 2015 19:54 WIB

Rupiah Terus Tertekan Karena Pemerintah tak Sesuai Harapan

Rep: C91/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Semakin Melemah: Teller melakukan transaksi dengan nasabah di Banking Hall Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumat lalu kurs rupiah mencapai Rp 13.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Padahal sebelumnya, rupiah sempat menguat.

Analis Pasar Keuangan, Farial Anwar, menyatakan, rupiah memang sedang dilanda sentimen negatif. Ia menambahkan, karena pasarnya berubah maka akan sulit mempertahankan dolar di bawah Rp 13 ribu.

"Sekarang kita memang punya masalah besar di dalam negeri dan luar negeri yang berdampak negatif pada rupiah. Di luar, kita semua tahu ada berita AS akan menaikkan suku bunganya, sebab perekonomian mereka mulai membaik," jelas Farial, ketika dihubungi, Minggu, (10/5).

Menurutnya, kabar itu membuat rupiah terombang-ambil selama berbulan-bulan. Ia menyebutkan, dibandingkan mata uang lain, pengaruh dolar ke rupiah paling buruk.

Selanjutnya Farial mengungkapkan, di dalam negeri permintaan dolar lebih besar daripada penawarannya. Sedangkan saat ini hanya Bank Indonesia (BI) yang menjual dolar.

"Jadi permintaan dolar besar, ada juga kewajiban hutang valuta asing yang jatuh waktu. Saat ini orang pun memilih pembayran dalam dolar walaupun transaksinya di dalam negeri," tutur Farial. Baginya semua faktor tersebut membuat dolar mendapat tekanan dalam beberapa hari.

Ia berpendapat, kemungkinan tekanan terhadap rupiah bakal terus berlangsung. Apalagi pasar sudah mulai kecewa dengan pemerintahan sekarang yang dianggap tak sesuai harapan.

Farial menegaskan, bila pemerintah tidak berani mengubah kebijakannya, terutama terkait bebas visa. Maka tak ada solusi untuk menstabilkan rupiah.

Sebelumnya pemerintah membuat kebijakan bebas visa bagi turis asing, namun menurutnya hal itu tak berdampak pada rupiah. "Yang kita khawatirkan nanti kalau asing rame-rame keluar dari pasar kita lalu mereka melihat ada apa saja yang bisa mengguncang pasarnya, maka itu dampaknya saya perkirakan akan lebih besar pada rupiah kita bisa menukik tajam," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement