Senin 11 May 2015 16:01 WIB

PBNU: Kerusakan Alam di Indonesia Mengkhawatirkan

Rep: c71/ Red: Agung Sasongko
TARAKAN -- Foto udara lokasi penebangan di kawasan hutan Kalimantan Timur, Senin (16/7). Hasil riset Heart of Borneo (HoB) menyebutkan hutan alam seluas kurang lebih 22 juta hektar di wilayah Kalimantan dan sekitarnya terancam oleh alih fungsi ke pertamban
Foto: Antara
TARAKAN -- Foto udara lokasi penebangan di kawasan hutan Kalimantan Timur, Senin (16/7). Hasil riset Heart of Borneo (HoB) menyebutkan hutan alam seluas kurang lebih 22 juta hektar di wilayah Kalimantan dan sekitarnya terancam oleh alih fungsi ke pertamban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Rais Syuriah PBNU Ahmad Ishomuddin menilai kerusakan alam di Indonesia sudah memasuki tahap mengkhawatirkan. Saat ini jika melihat bumi Indonesia melalui pesawat terbang akan terlihat lubang-lubang botak.

Hal itu, kata Ahmad, akibat pengusaha tambang yang menelantarkan lahan tambang dan tidak memenuhi tanggung jawab untuk menimbun kembali. "Sebenarnya itu kasat mata bagi orang-orang yang memiliki pikiran," ujar Ahmad.

Ahmad pun menyerukan kepada pemerintah untuk tidak tinggal diam membiarkan perusahaan-perusahaan nakal. Ia meminta pemerintah menggunakan kekuasaan untuk melakukan kontrol, menegur, dan menghukum para pelaku pengrusakan bila perlu.

Ahmad sendiri mengapresiasi langkah Muhammadiyah yang melakukan jihad konstitusi untuk memerbaiki undang-undang yang bertentangan dengan kemaslahatan rakyat. "Semua UU harus berpihak pada kepentingan rakyat. Jika ada substansi yang bertentangan perlu diperbaiki," ujar Ahmad.

Ahmad menilai semua organisasi termasuk NU maupun Muhammadiyah merupakan ujung tombak rakyat. Oleh karena itu, mereka perlu untuk mengingatkan pemerintah ihwal eksploitasi SDA ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement