REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) mengaku siap menjalankan amanat Presiden untuk menjadikan Kabupaten Buru di Maluku sebagai salah satu penghasil beras terbesar. Mengisi aspek infrastruktur di sisi irigasi, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono akan membangun Bendung Way Leman di Kabupaten Buru. Pun, ia telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 25,81 Miliar.
"Mendukung pembangunan infrastruktur di Provinsi Maluku, kitabpun mengalokasikan anggaran melalui APBN-P dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 3,44 Triliun di 2015," kata Menteri Basuki akhir pekan lalu.
Diterangkannya, Bendung Way Leman merupakan bagian dari usaha untuk mencapai target Pulau Buru sebagai lumbung beras Maluku. Sebenarnya Bendung tersebut telah lama dibangun, tepatnya pada 1982-1983 untuk mengairi sawah seluas 935 hektare dengan intensitas tanam dua kali setahun dengan produktivitas 3-4 ton gabah kering giling per hektare.
Pada tahun 2010-2011 terjadi banjir besar yang merusak tubuh bendung dan tebing Sungai yang dibendung oleh Way Leman yakni Way Tina, sehingga bendung tidak dapat berfungsi maksimal. Untuk itu, maka pada 2012 hingga 2015 dibangun Bendung Way Leman oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Setelah Bendung Way Leman tersebut selesai, diharapkan bisa memperluas areal persawahan yang bisa diairi meningkat jadi 2.500 hektare dengan intensitas tanam 3 kali setahun dan produktivitas meningkat hingga menjadi 7 ton GKG per hektare. "Di Pulau Buru, sesuai laporan dari Gubernur Maluku, ada sekitar 10 ribu hektar lahan pertanian," tuturnya.m
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan tekad untuk menjadikan Kabupaten Buru sebagai penghasil beras terbesar di Maluku. Pernyataan tersebut setelah melihat areal persawahan di Buru beberapa waktu lalunya yang dinilai subur tapi memerlukan penanganan yang intensif utamanya dalam pengairan sawah. Presiden Jokowi juga berjanji kembali dalam dua tahun ke depan, melihat masyarakat yang semakin baik kesejahteraannya karena bantuan dana pemerintah tersebut.