REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik PSSI dan Kemenpora belum menemukan titik kesudahan. Kebijakan Menpora Imam Nahrawi mengumumkan Tim Transisi yang akan menjalankan kompetisi baru, justru dinilai membuat persoalan baru. Anggota DPR RI, Tantowi Yahya meminta Menpora untuk hati-hati melangkah.
“Bila konflik semakin tajam, sepak bola akan mati, bukan Kemenpora dan PSSI yang jadi korban, tapi masyarakat. Jangan sampai kebijakan diambil karena anti dengan orang tertentu, itu bahaya sekali,” kata wakil ketua komisi I DPR tersebut, Senin (11/5).
Menurutnya, jika sikap pemerintah ini mengundang sanksi dari FIFA, maka salah satunya, Peripura dan Persib akan jadi korban. “Apa yang akan terjadi bila Persipura dan Persib yang tengah on fire di AFC Cup harus terhenti langkahnya, tentu mereka akan marah kepada Kemenpora,” kata Tantowi menambahkan.
Apalagi, kata dia, posisi Persipura di mata rakyat Papua bukanlah sekadar klub biasa. Lebih dari itu, Persipura, kata dia, adalah ikon kultural daerah.
“Papua ya Persipura, Persipura ya Papua. Bahkan saking bangganya rakyat Papua terhadap Persipura, tahun 1970-an group band Black Brothers membuat lagu berjudul Persipura,” tambahnya.
Solusinya, ujar Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) itu, Kemenpora dan PSSI harus duduk bersama dan mencari solusi.