REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Meski ada perdebatan didalam negeri mengenai sistem sertifikasi daging halal di Australia, namun industri daging sapi Australia diminta untuk terus membangun dan memperbaiki sistem daging halal mereka. Karena berdasarkan pengakuan seorang koki ternama di Timur Tengah, daging sapi Australia sangat diminati di daerahnya
Tarek Ibrahim lahir di Mesir, dan telah bekerja diberbagai belahan dunia dan merupakan chef Arab pertama yang menerima gelar master chef dari Masyarakat Chef Dunia. Dia juga bekerja pada Kelompok Industri Daging dan Ternak Australia dan ikut berpartisipasi sebagai chef pada acara Beef 2015 pekan lalu di Rockhampton, Queensland Tengah.
Ibrahim mengatakan konsumen di Timur Tengah lebih memilih membeli daging sapi asal Australia jika belanja di supermarket. "Mereka menyukainya," katanya baru-baru ini.
"Daging sapi Australia merupakan pilihan nomor satu di Timur Tengah," katanya.
"Jika Anda mengatakan ini daging sapi Australia maka semua orang akan menyukai makanan Anda karena mereka tahu kualitasnya dan karenanya hal itu memberikan konsumen jaminan kualitas dari masakan Anda," katanya.
"Selain itu sistem halal yang digunakan Australia diakui tidak ada tandingannya,'
"Hal utama yang mereka tanyakan pada saya adalah 'Chef Tarek, apakah ini halal?'
"Dan saya akan katakan, 'daging ini 110 persen halal' ini merupakan daging sapi halal terbaik yang saya temui di dunia,' katanya.
"Ini bukan hanya sekedar cap halal yang Anda tempatkan di daging sapi, tapi status halal ini didasarkan pada proses pemantauan dan pelatihan dan pemeriksaan yang harus dilalui doleh semua produsen daging halal di Australia,'
Ibrahim mengatakan jika Australia terus mengembangkan sistem halalnya dan mempromosikan ke dunia internasional maka akan memberi manfaat ekonomi yang besar bagi industri daging Australia.
"Ada 1,5 miliar muslim di dunia dan mereka semua ingin mendapatkan daging sapi yang halal dan itu merupakan kesempatan yang fantastis bagi industri daging Australia yang memang telah terbukti kualitasnya," katanya.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement