Selasa 12 May 2015 07:07 WIB

NU-Muhammadiyah tak Rekayasa Kritik Pengelolaan SDA

Rep: c 71/ Red: Indah Wulandari
  Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah mengamankan seekor beruang madu (Helarctos Malayanus) dari rumah seorang warga di Praon, Nusukan, Solo, Jateng, Kamis (30/1).    (Antara/Andika Betha)
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah mengamankan seekor beruang madu (Helarctos Malayanus) dari rumah seorang warga di Praon, Nusukan, Solo, Jateng, Kamis (30/1). (Antara/Andika Betha)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Memperjuangkan keberlangsungan sumber daya alam (SDA) sudah menjadi kebutuhan dan kewajiban bersama umat.

Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas menilai, tidak perlu ada rekayasa sikap antara pihaknya dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ihwal kritik pengelolaan SDA.

"Dibiarkan alami saja. Tidak perlu ada rekayasa untuk bergerak bersama. Saat ini isunya sama, berarti bagus," ujar Yunahar, Senin (11/5).

Sebelumnya, PBNU menyatakan haram eksploitasi berlebihan terhadap SDA. Muhammadiyah juga mengkritisi hal itu dengan melakukan jihad konstitusi berupa pengajuan judicial review terhadap sejumlah undang-undang yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat luas.

Yunahar lantas menilai positif sikap kedua ormas yang memberikan perhatian terhadap eksploitasi SDA di tanah air.

Akan tetapi, ujarnya, dalam memperjuangkan tuntutan tersebut perlu melalui saluran yang tepat. Bukan hanya sekadar berupa pernyataan agar sikap tegas tersebut tidak berlalu begitu saja.

Sementara, Yunahar mengaku SDA yang ada saat ini harus dijaga untuk kebutuhan masa depan anak cucu kelak.

"Terserah pada ulama NU, tapi Muhammadiyah tidak membahasnya secara hukum fikih," ujar Yunahar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement