Selasa 12 May 2015 19:56 WIB

Ini Alasan Psikolog Sebut Artis sebagai Topeng PSK

Rep: C23/ Red: Ilham
Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)
Foto: huffingtonpost.com
Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli psikologi dari Polri, Rini Wowor menjelaskan, pekerjaan artis dan pekerja seks komersial (PSK) adalah dua pekerjaan yang jauh berbeda. Namun, dalam literatur psikologi yang dia ketahui, setiap manusia memiliki 'persona' dalam kehidupannya.

Rini menerangkan, persona adalah 'topeng' yang digunakan untuk menutupi identitas manusia yang sebenarnya. "Pada saat seseorang disebut pekerja prostitusi, tentu tidak ada yang mau. Nah, dia menggunakan persona sebagai artis atau mahasiswa agar bisa diterima masyarakat," jelas Rini saat mengikuti diskusi prostitusi di Gedung Humas Polri di Jakarta, Selasa (12/5).

Dia menambahkan, persona memang dibutuhkan para PSK untuk menutupi pekerjaan aslinya. Tujuan persona, lanjut Rini, juga bermacam-macam. "Bisa untuk popularitas atau kebutuhan dia untuk memamerkan fashion dan lain-lain," tutur Rini.

Penyebab lahirnya persona, menurut Rini, ada dua hal. Pertama, konsep diri yang kurang bagus. Kedua, tidak memiliki nilai-nilai yang kuat dalam dirinya masing-masing. Untuk pencegahan artis yang terlibat bisnis prostitusi, lingkungan memainkan peran penting. "Norma-norma keluarga misalnya, sangat penting," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement