Selasa 12 May 2015 21:52 WIB

Partai Keluarga karena tak Biasakan Bangun Kepercayaan

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang pekerja menyelesaikan pemasangan atribut persiapan kongres Partai Demokrat ke-IV di Hotel Shangrila, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Seorang pekerja menyelesaikan pemasangan atribut persiapan kongres Partai Demokrat ke-IV di Hotel Shangrila, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat sedang mengadakan kongresnya di Surabaya sejak 11 Mei hingga 13 Mei. Dalam kongres ini akan dipilih ketua umum yang nantinya akan menunjuk sekertaris jenderal yang akan mendampinginya.

Pernyataan Edhi Baskoro Yudhoyono mengatakan siap jika ditunjuk jadi sekjen jika SBY jadi ketua umum, dapat mencitrakan partai keluarga di tubuh partai berlambang mercy ini. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhroh mengatakan partai tidak dibiasakan membangun kepercayaan dalam meletakkan jabatan-jabatan tinggi partai.

Hal ini dapat mengurangi kualitas akibat lagi-lagi yang terlihat adalah citra partai keluarga dalam posisi pimpinannya. "Ini dapat mengurangi kualitas partai karena tidak dibiasakan membangun kepercayaan. Sebab lagi-lagi jabatan diperuntukkan bagi keluarga," kata Siti kepada ROL, Selasa (12/5).

Padahal, menurutnya kepercayaan adalah kunci yang memiliki nilai luhur dalam partai politik. Nilai inilah yang nantinya dapat membangun partai lebih maju lagi ke depannya.

Ia berpendapat, kepercayaan pimpinan dengan seluruh kader yang dinilai memiliki kemampuan. Internal partai harus mempersilahkan kader-kader lainnya yang mumpuni untuk menjabat posisi penting dalam partai.

Seharusnya, menurut Sito, partai tidak lagi mengedepankan nepotisme yang justru dapat mencederai demokrasi partai politik. Sebab, jika yang bermain adalah kepentingan kekerabatan maka kompetensinya juga akan sangat diragukan.

Semua kader partai memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan integritas dan kompetensinya mengembangkan partai. Tidak lagi-lagi hanya berdasarkan kepercayaan kerabat dekat yang akhirnya memutuskan kesempatan yang lainnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement