REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Museum Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah koleksi barang mencapai 7900 buah, terdiri dari koleksi alat perang, keris, keramik, jenis pakaian dan tenun. Namun demikian, jumlah tersebut masih dirasa kurang, apalagi dengan status museum dengan tipe B.
Kepala Museum Nusa Tenggara Barat Baiq Rahmayati mengatakan salah satu alasan mengapa koleksi barang di museum kurang disebabkan anggaran yang minim. Sehingga, museum tidak bisa melakukan pengadaan barang-barang.
“Dengan status museum tipe B maka jumlah koleksi masih sangat kurang, bahkan selama 3 tahun tidak ada anggaran untuk pengadaan koleksi,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Kamis (13/5).
Oleh karena itu, untuk menyiasati pengadaan koleksi museum maka pihaknya mendorong agar masyarakat yang memiliki barang kuno bisa menghibahkan kpada museum. Selain itu, museum mendorong agar masyarakat yang menitipkan barang kunonya akan diberikan imbal jasa berupa uang. Namun, untuk saat ini anggaran tersebut masih belum ada.
“Beberapa waktu lalu, ada keluarga yang menitipkan alat rumah tangga yaitu alat membuat kue zaman dulu yang berasal dari Lombok Timur. Jumlahnya 3 unit,” ungkapnya.
Ia menuturkan, pihaknya akan berkonsultasi dengan DPRD provinsi agar museum bisa memperoleh anggaran pengadaan koleksi. Sebab, selama ini masih banyak cagar budaya yang harus dilindungi.
Rahmayati menambahkan hingga saat ini koleksi museum yang baru ditampilkan kepada masyarakat baru mencapai 10 persen. Sebab, lokasi untuk menampilkan barang-barang yang lain masih sedikit sehingga barang banyak disimpan di gudang.
Menurutnya, pihaknya juga menargetkan kunjungan wisatawan yang datang ke museum mencapai 100 ribu orang. Dimana, saat ini kebanyakan pengunjung didominasi oleh pelajar dan mahasiswa.